BANJARMASIN, metro7.co.id – Perusahaan Karet PT Banua Lima Sejurus (Balimas) di Banjarmasin akan berhenti beroperasi, akibatnya 400 lebih pekerja bakal mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Kabar ini dibenarkan oleh HRD PT Balimas, Yamani saat dikonfirmasi, di Jalan Tembus Mantuil Banjarmasin.

“Iya memang benar, dan sudah ada 200 pekerja kita beritahukan melalui pertemuan selama empat kali,” ujar Yamani.

Adapun alasannya sehingga perusahaan yang dulu bernama PT Agung Batu Mulia yang berdiri kurang lebih 40 tahun di Banjarmasin ini menghentikan produksinya dan menutup secara permanen, dikarenakan sangat berkurangnya suplai petani karet ke PT Balimas (PT Balimas Agro Perdana).

“Kata pimpinan tidak pernah mengalami sebelumnya dalam satu tahun ini lima kali daun gugur sehingga menyebabkan karet di batang pohon tidak bisa diambil atau sangat sedikit ada karetnya,” terang Yamani.

Selain itu harga karet dunia juga mengalami penurunan, sehingga perusahaan pun menerima karet dari petani harganya juga turun.

Kemudian bukan hanya itu, kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkebunan karet, mengakibatkan terancamnya kesinambungan perusahaan di Indonesia terutama di Banjarmasin.

“Ini pendapat saya pribadi, sebab perhatiannya banyak ke sawit sebab turunannya (hilir) banyak bisa jadi bahan bakar solar, minyak goreng dan lain sebagainya,” sebutnya.

Sedangkan karet hanya untuk ekspor. Apabila kata Yamani dari negara ekspor tidak membeli bahan baku karet, maka otomatis tertahan dan mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan.

Persaingan antara perusahaan karet di Kalsel juga salah satu faktor menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut.

“Intinya kita tidak bisa memenuhi target ekspor sangat jauh tidak sampai 50 persen,” akunya namun enggan menyebut berapa target ekspor yang harus dipenuhi.

Lanjut diterangkannya, PT Balimas merupakan perusahaan holding terdiri dari 7 perusahaan yang tersebar di beberapa daerah. Ke 6 perusahaan holding sudah terlebih dahulu tutup, hanya tinggal PT Balimas.

Mengenai hak pekerja seperti pasangon dan uang jasa, Yamani mengatakan manajemen perusahaan akan menyelesaikannya sebelum akhir bulan Juli.

“Pemberhentian karyawan dilakukan secara bertahap dan sebagian masih masuk kerja,” ucapnya.

Lalu setelah diselesaikan hak karyawan apakah bakal ada investor lain yang akan meneruskan PT Balimas. Yamani mengungkapkan sementara ini belum ada.

Sambung Yamani, sebenarnya karyawan sangat berharap ada yang meneruskan PT Balimas, karena mereka ingin terus bekerja mengingat berbagai keperluan dan tanggungan masih ada.

“Kita turut prihatin tapi mau gimana lagi ini kehendak pimpinan selaku pemilik saham. Jika masih ada rejekinya insya allah bekerja lagi, tidak di sini mungkin di lain,” pungkasnya.