BANJARMASIN – Memaksimalkan layanan kepada pelanggan, menampung segala aspirasi langsung ke warga, tokoh masyarakat, ketua RT dan ketua RW, PDAM Bandarmasih gelar sosialisasi, Kamis (17/11/2018), di Kelurahan Antasan Kecil Timur Kecamatan Banjarmasin Utara, difasilitasi Forum Masyarakat Kota (Formak) Kalimantan Selatan.

Acara dimulai dengan pemberian arahan dari perwakilan PDAM Bandarmasih, Supervisor IT dan Insfrastruktur, menyampaikan, “Kondisi pengolahan air ledeng, ada dua tempat, pertama di zaman Belanda disebut Weter Ledeng 500 liter/detik adanya di Pasar A Yani Km.2,5 sumber air baku diambil dari Sungai Bilu melayani wilayah Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Barat. Kedua pengolahan besar 2.150 liter di jalan Pramuka pada tahun 1995 dibangun atas bantuan negara Italia, karena kebutuhan air yang sangat mendesak, air baku diambil dari Sungai Tabuk dan Pematang Panjang, pada saat 8 September sampai 20 Oktober 2018 disaat Sungai Bilu kadar air asin dapat disuplay air baku dari Sungai Tabuk dan Pematang, karena itu mengalami penurunan hampir 30% menyaluran air di daerah Banjarmasin Utara dan Barat, kendala lain yang menghambat adanya pipa bocor dan pemadaman listrik, air surut, bagaimana pun kami tetap maksimal melayani,” ujarnya.

Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab keluhan dari warga. Pertama, Husni, selaku Ketua RT.8, mempertanyakan, “PDAM dulu menawarkan keluarga tidak mampu pemasangan gratis program MBR, setelah kami kumpulkan KTP dan KK, sampai saat ini tidak ada realisasinya,” katanya.

Kedua, Faridah, warga AKT RT.5, “Keluhan PDAM setiap pagi sampai sore, bahkan malam pukul 22.00 Wita kadang air tidak keluar, terkecuali warga menggunakan mesin, bunyi mesin dimalam hari mengganggu warga mau istirahat, disamping itu saya sebagai guru SMPN 31 dekat kelurahan ini, disiang hari air PDAM tidak keluar padahal untuk keperluan berwudhu dan lainnya, gimana semua itu bisa diselesaikan,” pintanya.

Pertanyaan ketiga, Nurlaili, warga AKT RT.23, “Sekarang air keruh, pemakaian kurang dari 10 kubik tetap dihitung, dan dipagi hari air tidak mengalir, kebutulan usaha loundry yang sangat memerlukan air, gimana solusinya,” harapnya.

Penjelasan dari pertanyaan warga dari pihak PDAM diwakili Supervisor Baca Meter, Ferry, mengenai MBR, “Memang dulu ada program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dari USA (Amerika) dan UAS (Australia) memberi bantuan hibah ke Kementerian PUPR, bagi masyarakat penghasilan rendah yang tidak mempunyai air ledeng di tahun 2012 dan 2013, sekarang memang tidak ada lagi, dikarenakan kuota minimal 5000 warga berpenghasilan rendah, sekarang tidak ada lagi, terakhir ditahun 2017 dari Pemko Banjarmasin, 100-200 orang dibiayai oleh Pemko, untuk saat ini belum ada lagi pemasangan gratis,” katanya.

Permasalahan air ledeng tidak mengalir kecuali menggunakan mesin, penjelasan dari Supervisor IT dan Insfrastruktur, Murdadi, “Pendistribusian air dimulai jam 4 subuh full pompa sampai jam 8 memang ada pengurangan sampai jam 12 siang, setelah sholat zohor ditambahkan 2 jam sampai jam 2 siang di full pompa lagi, selanjutnya sebelum sholat Ashar sampai jam 8 malam, jam-jam tersebut yang kita manfaatkan berhubung banyaknya aktivitas penggunaan air, pompa sampai habis, kendala selalu ada disaat menambah tekanan mengakibatkan pipa pecah, apabila pipa pecah pemulihan memakan waktu 2 hari sampai 1 minggu, dan selalu melakukan pergantian pipa yang kurang besar apabila penggunaan disuatu tempat bertambah banyak memakai air ledeng,” ungkapnya.

Diakhir kegiatan, Murdadi, mengatakan, “Alhamdulillah kita melakukan sosialisasi ini difasilitator oleh Forum Masyarakat Kota (Formak) Kalsel diketua, M Hatim Darmawi di Kelurahan Antasan Kecil Timur, dimana PDAM Bandarmasih mencoba menjemput bola tentang keluhan apa yang menjadi catatan kami sebagai penyedia air minum atau bersih untuk memudahkan dan memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan, mempercepat layanan apa yang dikeluhkan dari pelanggan,” imbuhnya. (metro7/ad)