KOTABARU – Ditengah pandemi, berbagai kalangan ikut andil berperan. Terlebih kondisi demikian tentunya berimbas pada perekonomian masyarakat, utamanya para pelaku usaha di Kotabaru.

Agar perekonomian terus berjalan dalam situasi sekarang, perusahaan produsen semen Tiga Roda PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk Plant Tarjun, melaksanakan pelatihan budidaya ikan nila model keramba apung pada akhir Maret 2020, tadi.

Bantuan bibit ikan sebanyak 12000 ekor diberikan untuk memanfaatkan bekas kawasan pertambangan agar dipergunakan sebagai lahan usaha baru bagi masyarakat.

Budidaya ikan nila keramba apung di area bekas tambang terbukti berhasil, setelah diuji coba petambak dari Desa Serongga, Kecamatan Kelumpang Hilir.

Instruktur pelatihan I Wayan Sudhiarta, menjelaskan kegiatan diawali dengan pelaksanaan pelatihan di Pusat Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) Indocement.

Wayan mengatakan materi yang disampaikan berkaitan dengan bagaimana cara memelihara ikan nila mulai dari pembibitan, pemilihan induk sampai kepada pemeliharaan dan panen.

Serta diberikan pula cara menentukan keramba atau dengan kata lain adalah persyaratan lokasi, kualitas benih yang di tabur, pakan dan kualitas air.

“Menjadi hal menarik karena media yang dipakai oleh kelompok petambak adalah areal bekas galian tambang dan itu tentunya menjadi upaya yang baik guna memanfaatkan lahan tersebut menjadi kawasan perikanan. Namun, perlu diingat juga tidak semua kawasan itu bisa di pergunakan tergantung dari topografi dan kualitas airnya. Yang jelas syarat utamanya adalah pada air yang cocok untuk budidaya ikan nila,” katanya

Menurutnya untuk tahap awal, cukup bagus, karena dari 12.000 bibit yang di tebar hanya sekitar 5% saja tingkat kematiannya dan sisanya dapat dipertahankan sampai dengan waktu panen.

“Kita melihat tahap awal sangat bagus sekali, dan kami dari perusahaan akan terus memantau perkembangannya dalam melihat kondisinya dilapangan. Untuk tingkat keberhasilannya tergantung dari kemauan para pelaku usahanya,” katanya.

Mudrikah, seorang petambak menyampaikan alasan memilih lahan eks tambang karena pembiayaan lebih murah. Lahan yang sudah tersedia kata dia hanya bermodalkan sedikit kayu dan batang bambu, untuk mengawasinya tidak jauh dari areal permukiman warga sehingga lebih mudah.

“Kami sangat bersyukur dengan bantuan pelatihan oleh Indocement terkait dengan budidaya ikan nila dengan sistem keramba apung serta bantuan belasan ribu bibit ikannya. Apalagi ada penjelasan tentang kawasan bekas galian tambang ternyata di wilayah kami bisa di manfaatkan dan itu menjadi angin segar bagi warga petambak,” ujarnya.

Kepala Desa Serongga, Akhyar mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Indocement dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memberikan pelatihan budidaya ikan nila dengan lahan bekas galian tambang.

“Jujur saja, Indocement telah banyak membantu dan saya kira kebijakan perusahaan dengan program CSR nya pasti sangat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat, namun bilamana nanti masih ada kekurangan tentu akan di sinergikan dengan program kegiatan perusahaan,” ujarnya.

Diungkapkan Management Indocement Tarjun, H Teguh Iman Basoeki perusahan masih berkomitment terus menjalankan program CSR tanpa mengindahkan protokol Covid -19.

Program ini, kata Teguh termasuk dalam CSR pilar pembangunan ekonomi dan pendidikan tahun 2020, yaitu perusahaan melaksanakan pelatihan yang bertujuan untuk memberikan ilmu dasar dalam budidaya perikanan khususnya dengan menggunakan keramba apung, sehingga masyarakat desa yang berminat dapat mengembangkan dan memanfaatkan lahan-lahan untuk budidaya ikan.

“Budidaya perikanan keramba apung menjadi alternatif tambahan dalam memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat dan menjadi salah satu sumber ikan bagi pasar dan kebutuhan lokal,” pungkas Teguh. (syn/rel).