KOTABARU, metro7.co.id – Di Kecamatan Pamukan Utara, Kotabaru, Kalsel terdapat sebuah makam bernilai sejarah. Makam tersebut ternyata tempat peristirahatan terakhir mendiang Putri Ratu Intan.

Putri Ratu Intan adalah anak dari pasangan Pangeran Dipati dan Ratu Mas, diperkirakan bertahta pada tahun 1790
sampai 1800, di daerah Batulicin dan Cantung. Mereka masih merupakan keturunan Kesultanan Banjar.

Seorang politisi muda dari Partai Perindo Kotabaru, Rabbiansyah, ikut ambil bagian untuk membenahi salah satu situs bersejarah tersebut.

Menurut anggota Komisi 1 DPRD Kotabaru ini, area makam dinilai perlu mendapatkan perhatian. Rabbiansyah merupakan putera asli Pamukan Utara merasa terpanggil untuk memperhatikan warisan cagar budaya tersebut terus terjaga dengan baik, agar anak-cucu dapat mengingat dan mengenang masa-masa perjuangan Puteri Ratu Intan dahulu.

“Menurut saya bantuan tersebut bukan apa-apa, hanya sebagai rasa syukur saat terpilih menjadi salah satu wakil rakyat saja di legislatif, sedikit-sedikit saya mengumpulkan dan menyisihkan uang gajih, akhirnya dapat melaksanakan kegiatan pengerasan jalan dengan batu putih untuk akses masuk ke lokasi makam Puteri Ratu Intan. Ini sudah berlangsung sejak 3 bulanan lalu,” kata Roby sapaanya. Sabtu, (27/6/20).

Sebelum ada perbaikan, sambung Roby, masyarakat yang ingin berziarah harus melalui akses jalur air menggunakan sarana kapal maupun perahu. Dengan adanya pembenahan yang dilakukan meskipun dalam cuaca hujan kendaraan roda 2 dan 4 sudah bisa melewatinya.

“Kalau dulu ketika kita ingin berkunjung ke makam Puteri Ratu Intan mesti melewati jalur sungai dan sekarang sudah bisa ditempuh dengan jalur darat,” ujarnya.

Ia berharap kedepan kawasan makan Ratu Intan dapat kembali mendapat perhatian agar cagar budaya tersebut selalu terjaga bukan hanya bagi masyarakat luas namun juga menjaga sejarah dari kerajaan Banjar.

“Saat ini kita sangat memahami kondisi keuangan pemerintah daerah. Akan tetapi, kedepan pelan-pelan melewati program Pokran, akan saya sisipkan sedikit-sedikit anggaran untuk makam Ratu Intan di Bakau dan makam Raja Aji Jawa di Desa Sakadoyan,” tambahnya.

Ia mengatakan ada upaya lain untuk berkoordinasi dengan pihak ketiga dalam hal ini perusahaan yang melakukan aktifitasnya di daerah setempat melalui program CSR nya agar ikut bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan kawasan makam.

“Mudah-mudahan saja warisan cagar budaya makam Puteri Ratu Intan dapat selalu terjaga dengan baik, paling tidak apa yang bisa kita lakukan untuk terus melestarikannya bagi masa yang akan datang,” ujarnya lagi.

Saijul Kurnain salah satu pemerhati sejarah banua yang sudah menggali informasi hingga ke negeri kincir angin di museum Lieden Belanda, mengapresiasi dan bersyukur dengan perhatian yang di tunjukkan oleh salah satu anggota DPRD Kotabaru ini.

“Kita harus akui Rabbiansyah yang merupakan asli putera daerah disana sangat konsen dan serius dalam melakukan pembangunan patut di acungi jempol. Dengan alokasi dana Pokrannya sebagian di peruntukkan bagi pembenahan makam Puteri Ratu Intan, makam Raja Aji, tempat ibadah, pendidikan dan masih banyak lainnya. Dan ini sangat bermanfaat untuk kemajuan pembangunan yang bukan hanya dari segi infrastrukturnya saja melainkan pula untuk mencetak generasi yang baik dari perhatian terhadap dunia pendidikan,” katanya. ***