KOTABARU – Kepala dinas kesehatan Akmad Rivai mengungkapkan bahwa untuk mempersiapkan pelayanan kesehatan berkualitas, khususnya di Kotabaru, maka perlu meninjau berbagai aspek, seperti tata kelola, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, obat-obatan, alat kesehatan, sistem informasi, pelayanan dan pembiayaan.

Untuk itu tahun 2019 ini, Badan Litbang Kesehatan melaksanakan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) dengan tujuan umum penelitian yang diperoleh sebagai rekomendasi untuk penguatan pencapaian pelayanan kesehatan semesta dan perbaikan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional,

Hal itu diutarakan Akhmad Rivai saat melepas petugas survei pengumpul data dilapangan ( Enumerator) Rifaskes ke Puskesmas, di Kotabaru.

“Petugas Enumerator Rifaskes untuk Kabupaten Kotabaru sebanyak 12 orang dengan sasaran penelitian 28 Puskesmas, Dinas Kesehatan, RSUD Pangeran Jaya Sumitra, Apotek Robert Farma, dan Praktik dokter Zainal yang, dimulai sejak tanggal 29 April 2019 sampai selesai kurang lebih 15 hari,” kata Rivai.

Data-data yang dibutuhkan kata Rivai, oleh Enumerator untuk di Dinas Kesehatan variabelnya antara lain data wilayah dan Puskesmas, sumber daya manusia, kefarmasian dan alat kesehatan, ketersediaan obat dan vaksin, kapitasi dan pembiayaan, serta sistem informasi kesehatan.

Sedangkan untuk Puskesmas variabel yang dibutuhkan meliputi diantaranya perijinan, akreditasi, jumlah desa di wilayahnya, status pola pengelolaan keuangan, manajemen puskesmas, upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, sumber daya manusia dan fasilitas penunjang puskesmas, kemampuan diagnosis dan penanganan 144 penyakit, farmasi, ASPAK, ketersediaan alat kesehatan, pembiayaan dan kapitasi puskesmas.

Sementara untuk Praktik Dokter variabel yang dibutuhkan antara lain kerjasama dengan BPJS Kesehatan, jejaring pelayanan JKN, dana kapitasi, peralatan penunjang diagnosa 144 diagnosa penyakit, kepuasan provider.

Sedangkan untuk Apotek variabel yang dibutuhkan antara lain manajemen apotek , kerjasama dengan BPJS Kesehatan, klaim obat, Rencana Kebutuhan Obat (RKO), ketersediaan obat tata laksana 144 diagnosa penyakit.

“Diharapkan kepada petugas Enumerator yang melakukan riset fasilitas kesehatan selama di lokasi penelitian agar mengumpulkan data secara jujur dan valid, sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga sasarannya tercapai sesuai yang diinginkan,” tekannya. (metro7/ syn).