MARABAHAN, metro7.co.id – Ratusan hektare tanaman padi di sejumlah wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mengalami kekeringan dan terancam rusak (puso) dampak El Nino yang memicu kemarau panjang di wilayah tersebut.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel mencatat hingga kini sudah 600 hektare tanaman padi mengalami puso karena kekeringan.

Salah satu wilayah yang mengalami kekeringan dan mengancam tanaman padi petani adalah Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala.

“Kemarau menyebabkan banyak lahan pertanian mengalami kekeringan dan terancam puso,” ungkap Kepala Desa Jejangkit Pasar, M Taufik, Senin (11/9).

Kondisi ini semakin memurukkan perekonomian petani. Pasalnya kawasan ini terendam banjir berbulan-bulan. Data Dinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala menyebutkan ada empat kecamatan terdampak kekeringan yaitu Jejangkit, Mandastana, Rantau Badauh, dan Marabahan. Luas lahan pertanian tanaman padi yang mengalami kekeringan mencapai 700 hektare lebih.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel, Syamsir Rahman, mengatakan ada sekitar 600 hektare tanaman padi mengalami kerusakan atau puso tersebar di Kabupaten Tanah Bumbu, Tanah Laut, dan Banjar.

“Ada 600 hektare tanaman padi mengalami puso. Namun secara keseluruhan tidak menganggu capaian produksi padi Kalsel,” tutur Syamsir.

Lebih jauh Syamsir menambahkan saat kemarau seperti sekarang ini, justru menjadi berkah bagi petani lahan rawa lebak di Kalsel.

Pertanian lahan rawa lebak di Kalsel tersebar di sejumlah kabupaten seperti Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai Utara.

Sepanjang periode April-September 2023 ini realisasi tanam padi di Kalsel yang didominasi lahan rawa mencapai 171,886 hektare.

Dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan rawa ini, Kalsel optimis mampu meningkatkan produksi padi menjadi 879 ribu ton, setara 576 ribu ton beras.