Tersedianya pakan ternak tetap merupakan permasalahan umum bagi peternak di Hulu Sungai Tengah (HST) selama musim kemarau. Penggemukan yang hanya mengandalkan rumput potong dan hasil gembalaan dinilai belum optimal untuk mempercepat proses menambah berat badan hewan ternak.
“Kami baru tahu, kualitas pakan dari jerami padi, daun tebu, daun jagung, dan ilalang sangat rendah,” kata Ketua Kelompok Akseptor Inseminasi Buatan Angsana II, Sarifudin, usai pelatihan peternakan di Desa Walatung Kecamatan Pandawan, Selasa (11/9/2012) siang.
 Menurut Sarifudin, upaya meningkatkan kualitas pakan ternak selama ini lebih tradisional dan sangat berharap dengan kondisi alam, padahal musim kemarau tak kunjung usai. Tak pelak, peternak kembali melirik teknologi sederhana pembuatan Silage (pengelolaan dan pengawetan rumput ternak dengan proses dilayukan dan  dimasukkan dalam penyimpanan sederhana, red) yang selama ini ditinggalkan.
Apalagi, prinsip, persiapan, pembuatan, dan pengambilan Silage sebenarnya sudah dipelajari semenjak mulai beternak sapi. Secara sederhana, Silage yang baik, rasa dan baunya asam manis, dengan warna hijau agak kekuningan, tidak berjamur dan lembut, sehingga asupan gizi untuk ternak sangat bagus.
Tidak hanya Silage, peternak mulai memanfaatkan jerami padi yang difermentasi. Hasilnya, biaya operasional makin minim, tidak perlu digembalakan jauh yang membutuhkan wilayah terlalu luas.
”Peternak kami enggan menggunakan jerami dan bertahan dengan pola penggembala. Namun, situasi kemarau menghendaki,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Peternakan HST Hj drh Suyetti Ningsih sudah mewanti peternak saat memasuki musim kemarau. Suhu dan tingkat kelembagaan yang cukup tinggi mengakibatkan ternak biasanya tidak terangsang untuk menyantap pakan, sehingga penggemukan terganggu akibat pola makan yang tidak konsisten.
Diterangkan Suyetti, pihaknya sudah berkeliling ke beberapa kelompok peternak khususnya sapi agar menggunakan pengolahan Silage. Selain itu, menggunakan pakan kombinasi pakan antara hijau dan konsentrat yang terdiri dari ampas tahu, bisa juga ampas tebu, bekatul biji kedelai.
Diakuinya, selama ini sudah memperluas budidaya pakan ternak seperti rumput gajah yang cukup berkualitas.
Buruknya kualitas pakan memperparah kondisi kesehatan sapi dan kambing. Bila hewan sering gatal dan selalu menggesek-gesekan tubuhnya ke dinding kandang, itu harus diawasi dan secepatnya dipanggil dokter hewan. Karena bisa saja mendapat serangan bakteri,atau parasit. Bisa langsung disemprot kandangnya atau memisah hewan ternak.
Pembekal Walatung sekaligus praktisi peternakan mengatakan, tiap tahun, Desa Walatung mau dijadikan seperti proyek percontohan sebagai lokasi penjaringan dan penyelamatan sapi produktif. Bahkan, sudah dibuatkan lumbung pangan guna mengantisapasi datangnya musim tanam. advhst