Banjarmasin – Aksi kekerasan oknum guru kepada murid kembali terjadi. Kali ini, kekerasan itu dialami murid SMK 1 Banjarmasin berinisial SH (15) warga Jalan Raga Buana Jalur 2 RT 45 Komplek Herlina 4 Kayu Tangi Banjarmasin Utara, Rabu (02/10) pagi sekitar pukul 09.30 WITA. SH diduga dianiaya guru olahraganya berinisial AR (25) dengan cara dipukul mulutnya dengan tangan beberapa kali, yang mengakibatkan siswa kelas X jurusan Tata Niaga ini trauma dan langsung pulang serta enggan kembali masuk sekolah.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, ikhwal kejadian penganiyaan terhadap SH ini hanya sepele lantaran, AR yang hanya seorang guru honorer ini pada jam istirahat pertama ini sebelumnya menegur SH lantaran menaiki tangga sekolah yang dikhususkan hanya untuk para guru.
Namun entah kenapa merasa ditegur, SH malah seperti keberatan sehingga bersuara keras kepada beberapa temannya bahwa tidak melihat. “Dia bersuara lantang, kemudian saya dekati apa maksud dengan suara tinggi namun karena sedikit seperti melawan saya pukul pakai tangan mulutnya beberapa kali,” ujar AR yang didampingi Susilo Rochmanhadi kepala SMK 1 Banjarmasin, saat dimintai keterangan para insan media.
Menanggapi kejadian ini, Susilo Rochmanhadi sang kepala sekolah ternyata baru menerima laporan saat para insan media datang kesekolah yang terletak dikawasan Mulawarman ini. “Saya baru saja menerima laporan lantaran saya rapat, emang sempat tadi sang orang tua datang namun diarahkan ke Bimbingan Konseling supaya dicari jalan kekeluargaan,” papar Susilo.
Sementara itu, SH yang tidak terima akan perlakuan kasar sang oknum guru langsung saja pulang, dan berinisiatif melaporkan kejadian yang menimpa dirinya.
Sang ayah, Sutikno yang mendapati anak nya mengalami tindak kekerasan langsung saja geram dan melaporkan kejadian ke Mapolsek Banjarmasin Tengah akan tetapi saat akan melapor disuruh petugas untuk kembali ke sekolah supaya diselesaikan secara kekeluargaan atau damai.”Saya sempat akan membuat laporan, namun disuruh diselesaikan secara kekeluargaan saja,” ujar Sutikno saat dihubungi melalui saluran telpon.
Kemudian, saat ditanya apakah ada iktikad baik dari pihak sekolah maupun sang oknum guru dirinya yang sempat datang ke sekolah merasa geram karena hanya diterima perwakilan guru pasalnya tidak ada iktikad baik dari kepala sekolah dan sang oknum guru. “Saya sempat ke sekolah, akan tetapi hanya diterima perwakilan guru dan diajak damai sehingga saya pulang dan meninggalkan nomor hape mau saja ada iktikad baik namun sampai saat ini tidak ada,” pungkas Sutikno sembari mengancam akan melaporkan kejadian ini ke Komisi Perlindungan Anak.(metro7/sah)