Amuntai — Sanggar Air Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) secara rutin menggelar latihan guna mematangkan penampilan kesenian teater yang akan ditampilkan pada Aruh Sastra ke-10 di Banjarbaru, 11-13 Oktober 2013 mendatang.
Pimpinan Sanggar Air Kabupaten HSU, Hendra Royadi, selaku sutradara pementasan, mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan bahan pagelaran yang akan ditampilkan dalam pertunjukan aruh sastra nanti.
Disampaikannya, sejak dari awal September 2013 pihaknya telah melakukan pengarapan dan pemilihan pemain dari unsur pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam grup teater, ditambah dari anggota Sanggar Air. “Pemain kita seleksi melalui audisi dan diseleksi selama satu bulan yang dipilih pemain dengan kemampuan seninya seperti tarian,” ujarnya.
Namun, ada kesulitan dalam mencari pemeran Putri Junjung Buih yang mempunyai kreteria yang sulit didapatkan, seperti berparas cantik khas Banjar dan bisa menari.
Hendra menyebutkan naskah teater yang dibawakan pada pagelaran aruh sasra nanti mengangkat kisah Kerajaan Negara Dhipa dengan Judul Malam Berdarah. Naskah diambil dari puisi Rusdiansyah Habib .
Dalam pengarapan ini, lanjutnya, akan dimasukan unsur kesenian Kendal. Diantaranya unsur seni tari, wayang gong, syair, musik tradisional dan gamelan. “Semua unsur seni kita masukan dalam penggarapan teater ini, terutama kesenian asli Banjar,” jelasnya.
Sementara mengenai kendala, Hendra yang pernah menjadi pemuda pelopor nasional dan salah satu penerima hibah seni ini mengungkapkan bahwa untuk dana pertunjukan mengunakan anggaran Dewan Kesenian Daerah (DKD) HSU. “Kami sudah mencoba meminta bantuan anggaran pemkab namun belum ada tanggapan, hanya dana DKD inilah bisa kami harapkan untuk membawa nama banua di pagelaran seni se-Kalsel nanti,” pungkasnya.
Untuk mengurangi pendanaan, kostum pagelaran meminjam pada Sanggar Barikin. Bahkan jika stok baju tidak ada,  ia berusaha meminjam kepada Sanggar Budaya Kalsel. (Metro7/Aw)