Banjarmasin — Pemilihan calon anggota legislatif secara langsung tampaknya dianggap tidak tepat jika dilaksanakan di saat ini. Pasalnya ada kecenderungan, anggota legislatif yang terpilih dianggap tidak ideal.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah dan didukung oleh pengamat politik Taufik Arbain. Menurutnya, memberikan pemilihan caleg kepada publik dianggap telah membiarkan pencatatan demokrasi.
“Menyerahkan total seleksi caleg kepada publik sama dengan membenarkan situasi penciptaan surga baru bagi para petualang politik. Tanpa berupaya melakukan edukasi politik sebagaimana tugas dan fungsi partai politik,” ujarnya.
Taufik menambahkan, kemampuan partai politik menghadirkan individu-individu caleg yang tepat, sebenarnya memberikan wajah partai politik di mata publik sebagai partai politik yang ideal. Masyarakat selalu membutuhkan suri tauladan, sebab dalam dalam kehidupan bermasyarakat tidak melihat pada sistem sosial tetapi sosok individu.
“Untuk itulah partai politik wajib menyediakan caleg ideal yang memenuhi unsur tidak hanya populis, tetapi juga mempunyai elektabilitas, kapabilitas, integritas dan akseptibilitas,” tambahnya.
Taufik mengungkapkan, partai politik sebaiknya sebelum menyerahkan pilihan ideal kepada masyarakat lewat momentum Pemilu, harus melakukan seleksi internal. Justru ujian dari partai politik adalah pada fase rekrutmen ini.
“Jika tidak, itu sama praktiknya dengan munculnya orang yang tidak berideologi dan berkapasitas bisa memimpin partai dan meninggalkan begitu saja karena tidak sesuai dengan kehendaknya. Itu bisa menjadi virus bagi demokrasi,” tandasnya.
Belum maksimalnya anggota legislatif di DPRD Provinsi Kalsel mendapat sorotan. Tak tanggung-tanggung, Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah menyoroti tingkah laku anggota dewan. Banyak yang tidak terlalu menaati dengan disiplin kerja. Bahkan Nasib menilai ada sejumlah anggota dewan yang sering bolos.
“Banyak anggota dewan yang tidak disiplin. Saya saja sudah 3 tahun lebih menjabat ketua dewan tidak pernah bolos. Sehingga saya rasa kita perlu merubah sistem pemilihan legislatif untuk mendapat anggota dewan yang lebih baik,” ujarnya belum lama tadi.
Nasib mengungkapkan, untuk mencari anggota dewan yang baik salah satunya adalah dengan mengubah kembali sistem pemilihan legislatif. Menurutnya, pemilihan anggota legislatif dengan suara terbanyak melalui pemilu lebih baik dihapus. Harus dikembalikan melalui mekanisme partai.
“Kalau partai yang menentukan siapa kader yang layak duduk menjadi anggota dewan, setidaknya bisa dicari yang benar-benar bagus. Sehingga kualitas anggota legislatif bisa baik,” imbuhnya. (Metro7/sur)