TANJUNG, metro7.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tabalong menggelar rapat koordinasi (Rakor) Lintas program dan Lintas sektor, Rabu (11/10), di Aula Lantai II Hotel Aston Tanjung.

Rakor dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (Kabid P2) Dinas Kesehatan Tabalong, Muhammad Aris menjelaskan, secara bertahap dari tahun ke tahun telah ditetapkan 48 kawasan desa/kelurahan yang diikutkan dalam lomba kawasan bebas jentik.

“Lomba kawasan bebas jentik ini menghasilkan sebuah kondisi, bahwa kasus demam berdarah di Tabalong menurun secara gratis, sehingga lomba kawasan bebas jentik harus tetap dilaksanakan dan semakin diperluas,” katanya.

Dengan adanya inovasi gerakan satu rumah satu jumantik dimana kegiatan ini diakui oleh Kementrian Kesehatan terkait keberhasilan kita di Tingkat Kabupaten Tabalong ini bisa menurunkan kasus DBD secara bermakna dari tahun ke tahun.

“Bahwa kasus DBD di Tabalong sebelum adanya kegiatan inovasi Sapu Aja DBD atau Sepuluh Menit Abatisasi Jentik Aedes Demam Berdarah, kasus DBD kita pernah nomor satu dan menjadi daerah merah di Kalsel tahun 2015,” jelasnya.

Dengan inovasi dan keterlibatan masyarakat, ia berharap Tabalong bisa menjadi nomor sebelas dari tiga belas, akhirnya dua tahun terakhir ini, tahun lalu terendah di Kalsel.

“Dari tahun ke tahun ke tahun, kita bisa memperlihatkan adanya keberhasilan kita menekan angka kasus DBD melalui inovasi Sapu Aja DBD,” tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Tabalong, H Taufiqurrahman Hamdie mengatakan, penanganan atau pengelolaan bibit nyamuk adalah yang penting, dengan sudah melakukan inovasi Sapu Aja DBD sejak tahun 2018 secara konsisten dan implementasinya adalah dalam bentuk lomba kawasan bebas jentik.

“Dari beberapa tahun kita lakukan secara konsisten ternya berimplekasi sangat bagus sekali dimana dari tahun 2015 -2016 kasus tertinggi di Kalsel, dan tahun 2017 sudah turun diurutan ke tiga. Namun kalau kita lihat perkembangannya sejak kita melakukan inovasi angka DBD kita semakin menurun yang dibuktikan dengan dua tahun terakhir kita berada diurutan ke tiga belas terendah di Kalsel,” ungkapnya.

Oleh karena itu, pusat menjadikan Tabalong sebagai daerah percontohan (pilot project) penanganan DBD.

Sementara, Sekda Tabalong, Hj Hamida Munawarah dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi rakor mengatakan, inovasi Sapu Aja DBD atau yang disebut Sepuluh Menit Abatisasi Jentik Aedes Demam Berdarah Dengue telah menjadi percontohan dalam pemberantasan DBD di Indonesia.

Program dengan pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan kawasan bebas jentik yang merupakan implementasi Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.

Terkait hal tersebut, Dinas Kesehatan menyelenggarakan rapat koordinasi lintas program dan lintas sektor ini dan melibatkan seluruh Camat dan Kepala Puskesmas se Tabalong dalam rangka akan melaksanakan kegiatan Lomba Kawasan Bebas Jentik atau LKBJ Tahun 2023, dan peserta lomba ini adalah seluruh Kelurahan dan Desa.

“Tujuan keterlibatan masyarakat kelurahan dan desa itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk, sehingga tercipta kewaspadaan dini.Selain sebagai upaya pencegahan atau penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan kasus luar biasa DBD di Tabalong,” tutupnya.