TANJUNG, metro7.co.id – Sekda Tabalong, Hj Hamida Munawarah hadiri pelaksanaan Koordinasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Rabu (9/8), di Ruang Emerald Hotel Aston Tanjung.

“Pelaksanaan koordinasi Germas bertujuan meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam rangka penguatan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di daerah,” kata Panitia Pelaksana Koordinasi Germas Dinas Kesehatan Tabalong, Ahmad Hiban.

Dijelaskannya, tujuan khusus pelaksanaan koordinasi germas adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan germas di Kabupaten/Kota, kemudian mengidentifikasi permasalahan dan kendala dalam implementasi kebijakan germas di Kabupaten/Kota.

“Menghasilkan rencana tindak lanjut dalam upaya mencapai target desa/kelurahan yang menerapkan 5 kluster germas,” bebernya.

Dalam kegiatan ini, melibatkan narasumber, Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Bappeda Litbang, atau Kepala Dinas Lingkungan Hidup, atau Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, atau Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, atau Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten.

“Peserta pelaksanaan koordinasi germas berjumlah 30 orang yang terdiri, peserta lintas sektor sebanyak 20 orang yang tergabung dalam forum germas Kabupaten dan camat, lurah/kepala desa.
Sedangkan peserta lintas program sebanyak 10 orang yang tergabung dalam pokja germas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong,” jelasnya.

Sementara, Sekda Tabalong, Hj Hamida Munawarah dalam sambutannya menyampaikan, saat ini pihaknya sedang mengalami perubahan pola penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM).

“Pada tahun 1990 penyakit infeksi seperti ISPA, TB, Diare menjadi penyebab kematian dan kesakitan, sejak tahun 2010 bergeser menjadi penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, kanker diabetes menjadi penyakit terbesar kematian dan kecacatan,” katanya.

Untuk kehidupan remaja sekarang tidak hanya berpusat pada satu hal, tantangan-tantangan yang saat ini dihadapi remaja kita sangat beragam, mulai dari pergaulan, kesehatan fisik, kesehatan jiwa, perkawinan anak dan lain sebagainya.

“Oleh karena itu, kegiatan Siswa Aksi Bergizi di Sekolah ini dilaksanakan untuk memberikan remaja paparan terhadap 8 isu kesehatan yaitu; gizi, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, kebersihan personal dan sanitasi, penyakit tidak menular, penyalahgunaan obat (NAPZA), kesehatan jiwa, dan kekerasan/cedera. Banyak dari ke delapan isu kesehatan ini yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,” ujarnya.

Tingginya pasien akibat penyakit tidak menular disebabkan oleh perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung tidak aktif secara fisik, kebiasaan merokok dan minum alkohol, dari data kementerian kesehatan menyebut 36,3 persen penduduk usia diatas 15 tahun merokok dan diantaranya 1,9 persen perempuan berusia diatas 10 tahun.

“Selanjutnya juga kecenderungan masyarakat untuk makan makanan olahan siap saji, tinggi gula, garam dan lemak menyebabkan rendahnya konsumsi buah dan sayur dimasyarakat berakibat pada gangguan pencernaan dan obesitas,” ungkapnya.

Lanjutnya, promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit baik baik menular maupun tidak menular.

“Pencegahan penyakit sangat tergantung pada perilaku individu. Yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan pemerintah, non pemerintah dan masyarakat. Hal ini memerlukan suatu gerakan yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat,” tutupnya.