TANJUNG, metro7.co.id – Ribuan jamaah hadiri haulan Datu Kampung Keramat di Desa Lukbayur RT.003 Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.

Haulan yang dilaksanakan Senin (11/10/2021) bertepatan 04 Rabiul Awal 1443 Hijiriah.

Kegiatan haulan diawali dengan pembacaan syair-syair maulid yang dipimpin Ustad H Rahmat Hidayat Syailillah yang juga selaku pengasuh pondok pasantren di Desa Tanta.

Hadir para tokoh masyarakat, tokoh agama setempat dan ribuan jamaah dari berbagai penjuru wilayah di Tabalong, dan sebagian masyarakat dari kabupaten tetangga. Selain itu nampak hadir beberapa habib seperti Habib Saufi Alkaf, Habib Usman, Habib Arbain dan Habib Abdurahman dari Martapura.

Usai pembacaan syair-syair maulid dilanjutkan dengan pembacaan manakif dan sejarah kampung keramat yang ada di Desa Lukbayur Kecamatan Tanta.

Disebutkannya bahwa keberadaan makam datu keramat ini sudah ada sejak zaman dahulu dan termashur di kalangan masyarakat Desa Lukbayur dan sekitarnya, sehingga sejak dari dahulu sudah sering diziarahi oleh warga masyarakat.

Beberapa peninggalan barang bersejarah pun sudah ada didapatkan terkait keberadaan perkampungan hutan keramat zaman dahulu seperti taming perisai kono yang terbuat dari kayu bermotif bunga dikelilingi bintang yang usianya ratusan tahun.

Disamping bukti dan fakta lain keberadaan makam-makam para datu dan adanya anak sungai yang dalam disekitar lingkungan makam datu keramat menunjukan adanya sejarah Islam kerajaan zaman dahulu sebagai fakta ilmiah yang sudah melegenda.

Diuraikan Ustad H Rahmat Hidayat Syailillah, bahwa Datu Kampung Keramat dalam sejarah lokal peradaban manusia pada masa Kolonial Belanda tidak sama seperti sekarang ini, belum canggih alat transportasi sangat minim, akses jalanan hanya setapak, pemukiman tak banyak dan kadang berada didepan aliran sungai diperbukitan perbukitan dan hutan menjadi kampung mereka tinggal, dekat dengan alam dikarenakan kawasanya subur, tempat tersebut bahkan tidak jauh dengan sungai.

Makam Datu Kampung Keramat yang dibina kembali ini dari yang sebelumnya tidak terawat selama beberapa tahun dan legalitas area makampun telah dikembalikan kepada fungsi asalnya sebagai kawasan pemakaman umum oleh salah satu pemilik tanah.

Antusias masyarakat dalam melestarikan sejarah Kampung Keramat terlihat dari pembinaan dan pembangunan yang dilakukan saat ini, diantaranya telah didirikan beberapa pasilitas sederhana, seperti aula untuk tempat beristirahat, tempat wudhu, WC, lahan parkir dan baru-baru ini jembatan menuju makam juga diperbaiki, sehingga memudahkan akses menuju makam keramat tersebut.

Diadakan acara haul makam keramat setiap tahun pada tanggal 4 Rabiul Awal, seperti yang dilaksanakan hari ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat setempat sesuai isyarat yang diberikan.

Adapun Datu Kampung Keramat bergelar Datu Tanduyan sebagai sosok yang paling tua berperawakan kurus sedikit bongkok, berjenggot putih memiliki tongkat untuk menontonnya berjalan sehari hari.

Diceritakan, Datu Tanduyan suka berzikir dan ahli tauhid, homor, tidak suka keramaian orang banyak, memiliki kesaktian keramat dan maunah yang disegani oleh kawan dan ditakuti oleh lawan saat melawan kolonial penjajah.

Dia juga suka bertirakat dan berkhaluwat dan melatih diri dalam beribadah sebagai perwujudan seorang hamba yang bersungguh-sungguh untuk dekat dengan pencipta.

Selain makam Datu Tanduyan juga terdapat enam makam keramat lainnya yang salah satunya makam Datu Rabitah. ***