TANJUNG – Anjloknya harga karet akhir-akhir ini menjadi perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong.

Senin (6/1/1/2020) Pemkab Tabalong menggelar rapat dalam rangka upaya meningkatkan produktivitas pengolahan karet, dan usaha pemasaran karet di Kabupaten Tabalong.

Rapat yang melibatkan Dinas Badan terkait dan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Jaya Persada, Unit Pengolah Pemasaran Bokar (UPPB) dilaksanakan di Aula Penghulu Rasyid Setda Tabalong.

Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setda Tabalong Husin Ansyari mengatakan rapat yang dilaksanakan bertujuan menyampaikan arahan dari Bupati Tabalong agar pembinaan terhadap UPPB yang ada, baik dalam hal pengolahan dan peningkatan mutu karet termasuk juga usaha pemasarannya.

“Oleh karena itu Kita akan terus berupaya melakukan pembinaan terhadap UPPB-UPPB. Sebagaimana UPPB yang sudah berjalan luar biasa hasilnya untuk di Kabupaten Tabalong khususnya, bahkan Kalimantan Selatan umumnya, UPPB kita termasuk harga jual yang tertinggi untuk karet,” katanya.

Pihaknya tentunya akan tingkatkan kualitas mutu karet termasuk juga menjalin hubungan dengan pabrik-pabrik karet yang ada di Kalimantan Selatan maupun di Kalimantan Tengah.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, H Yuhani dalam arahannya saat membuka kegiatan rapat ini mengatakan permasalah harga karet ini bukan hanya permasalahan Tabalong saja juga menjadi permasalahan dunia yang selalu terkait dengan kondisi harga pasaran dunia atau pasar internasional.

“Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bagaima kita bisa menciptakan harga lebih baik, karena ditempat-tempat lain justru harganya bisa lebih baik,” katanya.

Tabalong telah mencanangkan gerakan masyarakat meningkatkan mutu karet (gemas mekar) bagaimana upaya-upaya agar harga karet bisa lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Ditahun 2008 hingga 2011 harga karet mencapai Rp11.000,- per kilo, kemudian mengalami krisis sampai tahun 2015 ekonomi Indonesia turun termasuk anjlok harga batu bara dikala itu, termasuk banyaknya tenaga kerja yang di PHK, perusahaan juga banyak yang mengalami bangkrut pada waktu itu.

“Harga karet yang langsung turun, sehingga semua kehidupan ekonomi kita di Tabalong turun drastis, dan angka kemiskinan kita naik,” katanya.

Penyebab anjlok dan turun drastis harga karet kala itu dikarenakan mutunya, dimana setelah dicek mutunya jauh dibawah, sehingga munculah ide Bupati Tabalong untuk membuat program gemas mekar, bagaimana agar supaya mutu karet bisa lebih baik, karena apabila mutu karet lebih baik, maka harganya juga akan lebih baik.

“Kita harus kembangkan kedepan agar harga karet bisa lebih baik, dengan terus melakukan peningkatan mutu,” kata H Yuhani. (metro7/via).