TANJUNG, metro7.co.id – Wakil Ketua DPRD Tabalong, H Jurni, SE menyatakan kesiapannya maju berkontestasi sebagai Tabalong 1 pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024 mendatang melalui Golkar.

Hal itu diungkapkannya dalam acara program Pod Cast Bincang Banua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tabalong yang bertajuk “Menakar Tuah Partai Politik dan Kepemimpinan Daerah pada Pemilu dan Pilkada 2024” secara live oleh Radio Nirwana, Tanjung, Sabtu (23/12)

“Golkar akan mempertahankan eksistensi kepemimpinan di Tabalong. Hal itu tidak berlebihan, karena bagaimanapun Golkar merupakan partai dengan keterpilihan terbanyak pada pemilu 2019,” jelas Jurni.

Program Bincang Banua, selain menghadirkan H Jurni sebagai Wakil Ketua DPRD juga menghadirkan Anggota DPRD lainnya, Rini Irawanti. Sebagai Srikandi dari PDIP, host melemparkan pertanyaan tuah partai mereka menghadapi pemilu 2024.

“Saya tetap optimis, PDIP masih dapat meraih kepercayaan masyarakat pada pemilu 2024 nanti. Sekarang masyarakat sudah sangat cerdas menentukan pilihan,” ujar Rini Irawanti.

Apakah partai-partai tersebut masih bertuah di pemilu 2024 mendatang?.

Pemerhati Politik Banua, Kadarisman mengatakan, tuah politik 2024 mendatang selain masih akan dipengaruhi oleh isu nasional juga akan dipengaruhi oleh beberapa hal kejadian di daerah.

Isu nasional misalnya, terkait figur pilpres yang berkontestasi saat ini. PDIP Tabalong mampu memperoleh 3 kursi di DPRD pada 2019 dari sebelumnya tidak ada sama sekali, tidak terlepas dari coattail effect Jokowi. Demikian juga halnya gerindra yang tidak lepas dari pengaruh figur Prabowo.

Kadarisman mengatakan, untuk 2024 secara nasional PDIP mengalami degredasi pemilih, sebab tidak utuhnya lagi posisi Jokowi di PDIP.

“Jokowi itu fisiknya di PDIP, namun hatinya ada di Gerindra, itu diwujudkan dengan posisi Gibran sebagai cawapres Prabowo. Fakta itu berkorelasi dengan hasil survei baru-baru ini, bahwa elektabilitas PDIP merosot tajam,” ujar Kadarisman.

Gerindra, menurut Kadarisman paling diuntungkan karena Prabowo yang masih berkontestasi di 2024. Suara pendukung Jokowi bakal masuk ke Gerindra. Selain itu, Nasdem dan PKS juga bakal mampu meraih tuahnya, karena selain faktor pemilih solid PKS yang dimiliki juga karena coattail effect dari capres Anies Baswedan.

“Namun kembali kepada strategi partai di daerah, tidak semata pengaruh isu nasional. Strategi daerah misalnya dapat dilihat dari kekuatan sumber kekuasaan caleg yang mereka sodorkan, kemudian tak kalah penting jejak rekam mereka selama lima tahun terakhir apakah hadir atau tidak untuk rakyat,” beber Presidium KAHMI Tabalong ini.

Sementara kepemimpinan di daerah, Kadarisman mengatakan bahwa wajar jika Golkar berkeinginan mempertahankan kekuasaannya. Pertama, karena pemilu 2019 Golkar merupakan pemilik suara terbanyak, walaupun dalam soal kursi kalah dari Gerindra.

Dikatakan tidak saja Golkar yang yang berpeluang mengisi kepemimpinan eksekutif di Tabalong, tapi juga ada Nasdem dengan figur H Sani, PKS dengan figur Sumiati dan PAN dengan figur Habib Taufan, dan Gerindra dengan figur H Mustafa.

“Parpol dan nama-nama figur dibaliknya itu semua berpeluang, termasuk H Jurni,” ujar Kadarisman.

Menurutnya, melihatnya potensi seseorang bukan saja dari aspek posisinya sebagai ketua partai, atau bukan, tapi dari nilai elektoral yang mereka miliki.

H Jurni sebagai politisi yang bertahan empat periode di DPRD, itu menandakan dia memiliki pemilih solid yang tidak berpindah ke lain hati lagi.

Hal lain, H Jurni bisa menjadi representatif masyarakat utara yang memiliki 33% kursi di DPRD Tabalong. Jika itu dipadukan dengan figur kuat di wilayah tengah yang memiliki representatif kursi 23% di Graha Sakata akan menjadi modal sangat penting.

“Jadi, melihat potensinya tidak berlebihan jika H Jurni membidik Tabalong 1. Tapi tantangannya tidak ringan, Jurni mesti mampu meyakinkan elit partai Golkar. Ada pelajaran penting yang juga diingat, ketika H Sani yang saat itu kader Golkar tidak jadi pilihan, lalu maju sebagai calon independen,” tutup Kadarisman. ***