KOTABARU, metro7.co.id – Berada di kaki Pegunungan Meratus, Desa Muara Uri, Kecamatan Hampang, berbatasan langsung dengan Kabupaten HST, ini minim infrastruktur seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya.

Terletak di pedalaman tidak menyulitkan Desa Muara Uri menikmati aliran listrik. Warga tetap bisa merasakan listrik 1 x 24 jam.

Ketua DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis, saat kunjungan bersama anggota DPRD Muhardi pun dibuat kagum. Kondisi wilayahnya terpencil, warga mampu mengelola potensi desa dengan memanfaatkan sumber daya alam desa sehingga dapat mengoperasikan listrik.

“Soal listrik ternyata mereka lebih nyaman menikmati. Memanfaatkan tenaga air. Ini satu-satunya di Kotabaru,” ucap Syairi.

Syairi menjelaskan jumlah KK di Muara Uri kurang lebih 300 KK, sudah menikmati 24 jam lampu tak pernah padam melalui swadaya masyarakat.

Listrik tenaga air lanjut Syairi, merupakan bantuan dari pemerintah pusat tahun 2015 lalu atas inisiasi Kades Muara Uri waktu itu Muhardi yang kini juga duduk di DPRD Kotabaru, dari fraksi Golkar

Ia mengatakan bendungan air dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, selain itu digunakan untuk keperluan air bersih. Terkait percepatan pembangunan merata hingga pelosok, ia melihat keinginan warga tetap ada menuntut pemekaran kabupaten.

“Terkait itu mereka minta tolong dimekarkan di daerah seberang menjadi kabupaten. Artinya mereka tidak menginginkan kabupaten induk, tapi mau mencoba mandiri saja. Jika terbentuk Daerah Otonom Baru atau DOB pembangunan sepertinya bisa merata, karena dengan kondisi APBD Kotabaru saat ini sebesar Rp 1,5 triliun, terlalu kecil dibagi ke 22 kecamatan,” pungkasnya. ***