SUMBAWA BARAT, metro7.co.id – Mendengar bekas tempat pabrik penggilingan padi, bayangan tak sedap mungkin menjadi yang pertama terlintas di benak kita. Kini, terlihat indah, cantik, dan dan menarik, melihat ide serta inovasi warga  RT 06 RW 02, Dusun Buin Selamu, Desa Manemeng, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat.

Pantauan media metro7.co.id dilokasi, taman tersebut, lokasinya sangat strategis. Tepatnya berada di jalan Lintas Generong No.1 RT. 06 RW.02, Dusun Buin Selamu, Desa Manemeng, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat. Taman yang berukuran 120 M2 itu selalu ramai dikunjungi oleh warga setempat, baik tua, muda, maupun anak-anak.

Informasi yang dihimpun media dari beberapa warga, bahwa taman tersebut dibangun dari dana swadaya warga setempat secara gotong royong, dan didukung oleh Pemerintah Desa Manemeng. Dengan penuh semangat dan kekompakan, warga bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah untuk membangun taman, agar lingkungan sekitar terlihat cantik, indah, dan menarik.

Warga setempat membangun taman di atas lahan bekas tempat penggilingan padi, yang dulunya kumuh. Melihat sekilas, tak terbayangkan taman tersebut dibangun di atas lahan yang tidak terawat, penuh dengan kotoran-kotoran kerbau, sapi dan binatang peliharaan lainnya. Apalagi, taman dicat dengan warna-warni pelangi. Alih-alih dijauhi, taman itu kini menjadi tempat bersosialisasi warga hingga menjadi tempat swafoto alias selfie.

Salah satu warga setempat, Mustakim, mengatakan, taman itu diberi nama Taman RT. 06. Idenya adalah bagaimana membuat lahan yang kurang produktif menjadi multifungsi.

“Dinamakan Taman RT. 06, karena belum ada nama yang pas atau sesuai. Sehingga, lokasilah dan ide warga yang menjadi dasar pertimbangan diberi nama taman RT. 06. Cat Warna warni diambil agar kesan kumuh dan kotor dari lahan yang dulunya tidak terawat tersebut, tidak tampak lagi. Warna warni di harapkan akan membawa sugesti kegembiraan dan keceriaan,” kata pria yang juga sebagai Ketua BPD Desa Manemeng.

Dia berharap, dibangunya taman RT. 06, akan banyak membawa efek sugesti gembira bagi warga setempat. “Dulunya lokasi ini adalah lokasi pekarangan kosong, bekas tempat penggilingan padi, dengan tanaman liar yang terkesan kumuh dan menyeramkan pada malam hari. Kini telah berubah menjadi Ruang Publik dengan pintu masuk yang terbuat dari kayu, yang didesain sedemikian rupa, warga setempat menyebutnya “pintu surga”. Dan jalan Warna warni menghiasi jalan pintu masuk taman tersebut,” imbuhnya.

Taman menjadi penting sebagai tempat ruang publik untuk berkumpul warga. Apalagi, di jaman sekarang ini dimana banyak warga masyarakat disibukkan dengan pekerjaan sehingga kurang bersosialisasi dengan tetangga dan warga sekitar. Jadi, taman juga menjadi tempat yang cocok untuk bersilaturahmi antar warga.

“Sekali lagi, taman ini diharapkan bisa menjadi ruang ruang rekreasi sederhana. Ibu-ibu dengan macam rumpian sorenya, Bapak-bapak dengan macam kegiatan di malam hari, dan anak-anak bisa memanfaatkan sebagai area bermain.” Demikian tutupnya.