JAKARTA, metro7.co.id – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyambangi Menteri BUMN Erick Thohir siang ini untuk menyampaikan kritik dan saran mengenai BUMN. Ahok mengatakan kritiknya sudah diterima dengan baik oleh Erick.

“Tadi habis bertemu dengan Menteri BUMN. Kritik dan saran yang saya sampaikan, diterima dengan baik oleh Pak Erick. Dan saya juga akan menjaga pesan Pak Erick, untuk menjaga soliditas teamwork dan terus melakukan Transformasi BUMN,” kata Ahok di akun Instagram-nya @basukibtp, Kamis (17/9/2020).

Sebelumnya, Ahok sempat melontarkan kritik keras mengenai Pertamina. Ada 4 kritik keras terhadap Pertamina yang disampaikan Ahok, salah satunya direksi yang hobi melobi menteri.

“Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian,” kata Ahok Selasa (15/9/2020).

Selain itu Ahok juga mengkritik soal permasalahan pada sistem gaji di Pertamina. Ahok mengatakan, gaji pejabat tetap diberikan meski pejabat itu dicopot.

“Orang dicopot dari jabatan direktur utama anak perusahaan, misal gaji Rp 100 juta lebih masa dicopot gaji masih sama? Alasannya dia sudah orang lama, harusnya gaji mengikuti jabatan anda,” kata Ahok.

Tak ketinggalan juga soal proyek kilang Pertamina. Ahok mengaku ingin mengaudit proyek-proyek kilang Pertamina. Ahok ingin bertanya langsung ke direksi, berapa investor yang sudah tertarik dan kenapa malah didiamkan begitu saja.

“Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama kalian diemin? Terus sudah ditawarin kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit. Cuma saya emosi juga kemarin. Mereka lagi mancing saya emosi, saya emosi laporin Presiden apa? Ahok mengganggu keharmonisan,” ujar Ahok.

Terakhir, Ahok juga menyebut Pertamina memiliki kebiasaan mencari pinjaman padahal sudah memiliki utang US$ 16 miliar.

Utang tersebut untuk mengakuisisi ladang minyak di luar negeri. Padahal menurutnya lebih baik melakukan eksplorasi di dalam negeri karena di Indonesia masih ada 12 cekungan yang berpotensi menghasilkan minyak dan gas di dalamnya.

“Minjam duit sudah ngutang US$ 16 miliar, tiap kali otaknya minjam duit terus nih saya sudah kesal ini. Minjam duit terus, mau akuisisi terus. Saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Ngapain di luar negeri? Ini jangan-jangan ada komisi ini, beli-beli minyak ini,” tegas Ahok. ***