SANGGAU, metro7.co.id – Rumah Betang Pangsuma yang terletak di Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau diresmikan, Senin (30/10), peresmian Rumah Betang Pangsuma dilakukan oleh Bupati Sanggau, Paolus Hadi bersama Wakilnya, Yohanes Ontot.

Bupati Sanggau mengatakan, dengan berdirinya Rumah Betang Pangsuma diharapkan dapat dimanfaatkan untuk acara kebudayaan, selain itu dapat juga menjadi simbol kebersamaan dan sebagai kekuatan dan persatu bukan hanya bagi kalangan masyarakat Dayak sanja, melainkan untuk seluruh kalangan masyarakat lainnya.

“Saya bersama Wakil Bupati mempunyai visi misi untuk Sanggau yang permai, dengan keberagaman suku bangsa yang ada di Sanggau, mereka semua dapat bersatu padu hidup di Kabupaten Sanggau, ini yang menjadikan Sanggau indah, permai dan juga damai masyarakatnya,” ujar Bupati.

Ia menyebut simbol kata permai di setiap hurufnya memiliki makna diantaranya ‘Pantas, Elok, Ramah, Manis, Indah dan semua itu semua adalah strategi untuk mebangun Sanggau.

“Sebagai warga negara yang baik kita tidak ada lagi berpikir untuk memisahkan diri dengan negara kesatuan Republik Indonesia, dan kita tetap memegang teguh ideologi maka oleh itu Indonesia Raya menjadikan kita bangsa yang kuat, sbagai contoh suku Dayak itu terdiri dari berbagai Sub Suku Dayak, seperti Dayak Jangkang, Dayak Hibun, ada Dayak Desa, Dayak Kancing, dan masih bayak lagi,“ tuturnya.

Lanjutnya, saat mulai kerajaan Sanggau, Kerajaan Tayan datang dan kerajaan-kerajaan lainnya, seperti itulah sejarah Kabupaten Sanggau ini terbentuk. “Kita kuat karena kita terdiri dari bebagai suku bangsa,” ucapnya.

“Suku Dayak adalah bagian dari pasak Sanggau, Ia mengartikan Pasak itu adalah sesuatu yang di tancap ke tanah agar kokoh dan kuat, dan itu yang membuat Sanggau Kuat dan Permai,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau yang juga sebagai Wakil Bupati Sanggau, Drs Yohanes Ontot mengatakan, masyarakat di Kecamatan Meliau harus senang dengan diresmikannya rumah betang Pangsuma.

“Mengapa Rumah Betang ini diberi nama Pangsuma, karena Pangsuma ini salah satu Pahlawan dari Kecamatan Meliau yang berasal dari Sub Suku Dayak Desa,” bebernya.

Seperti yang dikatakan oleh ketua DAD Kecamatan Meliau bahwa keberadapan Sub suku Dayak boleh dikatakan hampir punah ditelan oleh perkembangan zaman, karena sudah terlena oleh pengarih globalisasi sehinga kita hampir kehilangan jejak maupun identitas. Oleh karena itu rumah betang ini merupakan simbol kehidupan bersama orang Dayak, tuturnya.

“Saya berharap masyarakat adat Dayak menjadi spektrum bagi sub suku lainnya yang ada di kabupaten sanggau,” ungkap Yohanes Ontot.

Ia berharap, Rumah Betang menjadi simbol persatuan masyarakat adat dayak, dan juga simbol gotong-royong bagi masyarakat adat Dayak, teruma masyakat adat Kecamatan Meliau.

“Mari kita mengembangkan mejaga dan memelihara adat istiadat, budaya dan hukum adat. Oleh karena itu dengan simbol ini kita masyarakat adat dayak harus kompak, jika ada salah paham ayo cepat kita betulkan , cepat diperbaiki jangan samapai gagal paham,” tegas Wakil Bupati Sanggau.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DAD Kecamatan Meliau, Tang bahwa Pembagunan rumah betang merupakan salah satu cara menggangkat keberadapatan sub suku dayak yang sudah lama hilang karena pengaruh perkembangan zaman.

“Keberadaan suku dayak di Kecamatan Meliau beloh dikatakan mukai berkurang, tetapi bagaimana mempersatukan orang Dayak melalui rumah betang ini sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu melalui Dewan Adat Dayak ini, kita selalu berusaha yaitu, melalui adat istiadat dan budaya yang ada di Kecamatan Meliau,” tutupnya.