Ahmadi Pemilik Toko Berkat Cahaya Matahari, UD. Berkat Do’a Ibu
TAMIANG LAYANG — Mengawali karir sebagai seorang buruh Bansaw, Ahmadi yang lebih akrab disapa Madi (37), warga kelahiran Negara Kota Kandangan (Kalsel) ini berkat kegigihannya berhasil mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik. Sekarang ia telah membuka usaha baru lagi, toko bangunan Berkat Cahaya Matahari Tamiang Layang yang beralamat di bilangan Jalan Achmad Yani Km 01 RT, 11 Kecamatan Dusun Timur Bartim.
Kepada Metro7 Ahmadi menceritakan perjalanan hidupnya sebelum menetap di Kota Tamiang Layang.
 Dari Kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalsel (Kampung Negara, red) saya merantau di Provinsi Kalteng ini. Bertahun-tahun lamanya saya bekerja sebagai buruh bansaw di perusahaan kayu (Sawmill, red). Pekerjaan itu membuat saya tidak tinggal menetap, beberapa kali harus berpindah tempat di Kalteng ini,” tutur Ahmadi mengenang kembali masa lalunya, Kamis (19/7/2012).
Kabupaten Kotim (Sampit), Pulang Pisau, Kasongan dan Kapuas adalah beberapa wilayah yang pernah menjadi persinggahannya berusaha. Namun, selain di Kalteng, pria ini sebelumnya juga pernah mengadu nasib di provinsi Kalimantan Timur dengan profesi yang sama.
Baru pada tahun 2007 lalu, bapak dua putra ini mencoba peruntungan di Bartim, Kota Tamiang Layang. Ia diajak oleh saudara istrinya, Mansyah yang tidak lain saudara iparnya untuk membantu usaha perkayuan di wilayah ini.
“Sewaktu di Tamiang Layang ini, memang dulunya saya ikut Mansyah, saudara ipar saya, suami dari saudara istri saya. Kami semua berasal dari satu kampung di Negara. Kalau Mansyah memang sudah lebih dulu membangun usaha perkayuan di Bartim ini. Dari situlah saya belajar sampai akhirnya saudara ipar saya meminjamkan modal buat mengembangkan usaha sendiri,” ungkap Madi mengingat-ngingat.
Sekitar 5 tahun lamanya sampai tahun 2012, usaha Madi khususnya di bidang perkayuan berkembang pesat. Bahkan dari keuntungan usahanya tersebut, Madi kembali berhasil membangun usaha baru berupa toko bangunan yang terbilang lengkap, melayani kepentingan masyarakat maupun pemerintah.
“Pada tahun 2007 lalu, saya hanya seorang diri saja membuka usaha kecil-kecilan yang saya beri nama UD Berkat Do’a Ibu dan waktu itu belum mampu memperkerjakan karyawan,” imbuh Madi tersenyum.
Ia merasa sangat bersyukur dalam segala situasi akhirnya bisa memajukan usaha tersebut, bahkan sekarang ia pun bisa memperkerjakan warga dari kampungnya yang tidak mempunyai pekerjaan tetap.
“Syukur Alhamdulillah, sementara ini kita mampu mempekerjakan empat orang karyawan. Semuanya sudah berkeluarga, karena itu kita juga berkewajiban menyediakan tempat tinggalnya sendiri-sendiri. Hanya saja gaji yang mereka tidak menentu, tergantung hasil kerja masing-masing,” ujar Madi sembari menambahkan bahwa lokasi kerjanya selama ini ia masih menyewa Rp3 juta/tahun.
Sebagian karyawannya juga ikut membantu di toko bangunan yang baru tiga bulan lalu dirampungkan itu. Metro7/M.Jaya