Pak Imi Penggayat Kayu UD. Berkat Sekawan
TAMIANG LAYANG Galangan kayu Usaha Dagang (UD) Berkat Sekawan kini terus berkembang. Mansyah (40), pemilik UD Berkat Sekawan yang juga warga asli Kampung Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini mengaku awalnya hanya merantau sebelum akhirnya menetap dan membuka usaha di Kecamatan Dusun Timur Bartim.
Jum’at (13/7/2012) kemarin saat tiba-tiba langit terlihat mendung dan sebentar saja hujan sudah mengguyur badan jalan. Awak koran ini terpaksa secepatnya mencari tempat berteduh. Tak sengaja Metro7 berhenti persis di samping galangan kayu UD Berkat Sekawan.
Suasana tampak sepi, namun sayup-sayup suara gergaji yang beradu dengan batangan kayu. Setelah diamati, tampak seorang lelaki setengah baya sedang asik memotong kayu Ulin sepanjang 4 m ukuran 10 cm x 10 cm.
Pria itu pun terlihat menundukan tubuhnya, terkadang ke bawah dan sesaat kemudian ke atas. Seluruh tubuhnya sudah bersimbah keringat. Sungguh sebuah pekerjaan berat, tapi rupanya bayangan nafkah anak istri telah mengalahkan kepenatan itu.
Pekerjaan yang tak kenal cuaca itu tampaknya terus dilakoni lelaki paroh baya ini. Kalau hasil pekerjaannya hanya sedikit, maka upah yang akan diterimanya juga sedikit. Karena itu, ia harus terus giat bekerja untuk mendapatkan hasil lebih.
Gerimis masih menyentuh bumi, tak lama sebuah sepeda motor matik mendekat lalu diparkir langsung ke dalam rumah. Pengedaranya seorang lelaki berpeci yang tidak lain adalah Mansyah pemilik galangan kayu itu.
“Kami di Bartim ini hanya merantau saja dulunya. Kita membuka usaha ini seorang diri sekitar tahun 2006 silam. Waktu itu masih belum memiliki karyawan, hanya seorang diri saja. Dari daerah Kandangan (Negara) Kalsel datang ke Kota Tamiang Layang dan membuka usaha kecil-kecilan menjual jasa di bidang perkayuan untuk melayani masyarakat,” tutur Mansyah kepada Metro7.
Dijelaskannya, 6 tahun sudah berlalu sampai sekarang dirinya mampu mempekerjakan 5 orang karyawan di tempat itu. Kelima karyawan disediakan fasilitas rumah, karena seluruhnya sudah berkeluarga.
Dari 5 karyawannya itu, 4 orang di antaranya bertugas mengantar pesanan kayu, sedangkan seorang lagi ditugaskan khusus untuk memotong kayu.
“Pak Imi ini umurnya sekitar 40 tahun. Kita sudah lama mengenalnya, karena dia memang sekampung dengan kita di wilayah Kandangan atau Negara Hulu Sungai Selatan. Dia bekerja di tempat kita selama 3 tahun lamanya unuk memotong kayu ulin dari ukuran 10/10, 5/7 dan 5/10 panjang 4 M sampai membuat Les. Upahnya Rp6 ribu/potong. Dalam seminggu gajinya Rp500 ribu, karena beliau masih menggergaji secara manual,” kata Mansyah.
Bahan baku kayu diperoleh dari wilayah Kecamatan Dusun Timur, tepatnya dari Desa Haringin, Serapat dan Desa Magantis.
Dalam seminggu kita hanya bisa menjual 3 kubik kayu saja, kayu yang dijual jenis Lanan ukuran 5/7 harganya Rp17 ribu, dan ukuran papan 2/20 harganya Rp23 ribu,” tutup Mansyah. Metro7/M Jaya