KERINCI, metro7.co.id – Aktivitas Truk di Kerinci berisi material asal Galian C tanpa Papan Izin di Muaro Siri Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat diduga Ilegal.

Hal ini diketahui dari Pengguna Jalan Lintas Kerinci Tapan, bahwa terdapat pengerokan sungai menggunakan alat berat di Muaro Siri Tapan yang ternyata aktivitas galian C dan sejumlah Dump Truk asal Kerinci yang sedang antri pada pengisian material. 25/7/2022.

”Awalnya kami dari Kerinci ingin ke Tapan, dan istirahat sejenak di jembatan Muaro Siri, terlihat aktivitas pengerokan sungai menggunakan alat berat serta Truk
kurang lebih 8 buah yang sedang antri untuk mengisi material. sepertinya galian C, dulunya sungai tersebut sering digunakan para warga Muaro Siri sebagai tempat pemandian
dan mencuci pakaian. Aktivitas itu sendiri tanpa papan izin galian, apakah itu tidak mencemarkan induk sungai serta merusak keindahan, kelestarian alam agar terhindar dari banjir dan longsor dan kebutuhan warga disini. Kami perihatin dikarnakan kami peduli terhadap lingkungan ini, soalnya berbagai penjuru ketika melewati jalan Nasioal Kerinci Tapan sering santai dan mandi disini dan memang kampung ini rumahnya belum terlalu padat tapi sejuk. apakah tidak ada tindakan tegas dari Pemerintah Pesisir Selatan atau tidak mengetahui tentang persoalan galian ini,” ujarnya.

Pada Aktivitas tersebut, tidak terlihat papan izin galian, berarti adanya dugaan tidak menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP), Nomor Induk Berusaha (NIB) Sefty para pekerja dan rambu rambu keluar masuknya kenderaan proyek angkutan material.

”Kami selaku pengguna jalan terganggu dan sangat beresiko kecelakaan, apalagi gerbang masuknya berhadapan dengan jembatan, tidak terdapat papan izin galian, penggunaan Sefty, atau kalau kalau juga tidak memiliki izin SOP, NIB ditambah lagi tidak terdapat rambu rambu jalan yang menandakan aktivitas galian c ini. itu sangat beresiko besar,” tambahnya.

Terkait dengan Informasi yang diperoleh, Pewarta melakukan penelusuran pada galian c di Muaro Siri yang tidak terlihat papan informasi galian dan melakukan wawancara terhadap salah satu warga sekitar.

”Soal galian itu memang banyak kendaraan yang mengambil muatan material dari sana untuk dibawa ke Kerinci, kami mengeluh dikarnakan sungai itu dulunya bersih biasanya tempat kami mandi dan mencuci yang akhirnya tercemar. Harapan kami pada pemerintah agar dapat bertindak tegas dan melihat aktifitas tersebut, sebelum kami layangkan surat ke Kementrian lingkungan hidup dan marilah kita jaga kelestarian alam agar kita terhindar dari bencana,” katanya. *