BEKASI, metro7.co.id – Petani wilayah utara Kabupaten Bekasi mendorong Pemerintah Pusat untuk memprioritaskan pembangunan bendungan Tambak Limpas Mercu Kali (CBL) Cikarang Bekasi Laut.

Pasalnya, setiap musim tanam tiba petani wilayah utara Kabupaten Bekasi selalu membendung tambak limpas mercu
kali CBL, kondisi ini sudah bertahun-tahun terjadi.

“Padahal kurangnya ketersediaan air menjadi momok besar bagi para petani untuk menggarap lahannya seperti di musim tanam gadu (merekat) saat ini,” ujar koordinator Petani, Akim,S.Ap Kades Jaya Bakti Kepada metro7.co.id, Kamis (16/07/20).

Penyuluh Pertanian Lapangan, Aris Sukadam ( THL_TBPPD) menjelaskan jadwal musim tanam gadu ( Merekat ) tahun ini mesti segera di laksanakan.

“Ya bang, mesti segera di laksanakan agar saat panen, petani tidak berada di musim penghujan dan terhindar dari hama penyakit,” ucapnya.

Ia berharap, Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat mencarikan solusi untuk petani yang selalu membendung tambak limpas mercu kali CBLsaat musim tanam tiba.

“Perhatian pemerintah pusat sangat di butuhkan para petani, persoalan bendungan tambak limpas mercu kali CBL sudah bertahun tahun tanpa solusi, kasian petani bang,” terangnya.

Menurut Petugas Penjaga Pintu Air (PPA) Sukatani Sub Sektor Bekasi Herwin Herawan mengungkapkan, persoalan bendungan tambak limpas mercu kali CBL ini merupakan masalah yang sudah sangat akut. Sudah puluhan tahun masalah ini belum terselesaikan.

“Masyarakat petani sebenarnya sudah bosan setiap musim tanam tiba selalu membendung tambak limpas mercu kali CBL. Ya tidak ada solusi lain, kalau tidak di bendung,” ungkapnya.

Padahal menurut Herwin, bendungan Mercu kali CBL itu untuk mengaliri lahan pertanian 6 Kecamatan dan 18 Desa dengan lahan luas area 9.636 hektar.
Setalah alih pungsi lahan tersisa kurang lebih 7.000 hektar.

“PPA Sukatani menargetkan 6.000 hektar yang harus terairi di musim tanam gadu ( merekat) ini. Ya karenanya bendungan mercu CBL ini sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Dirinya berharap persoalan petani ini segara teratasi, BBWSC dan BBWS Cilicis Ciliwung Cisadane dan Pemerintah Pusat dapat mencarikan solusi untuk para petani wilayah utara Kabupaten Bekasi.

“Pertanian adalah sektor yang paling penting untuk ketahanan pangan, jangan biarkan lahan pertanian kekeringan,” pungkasnya.***