BREBES, metro7.co.id – Beredar di publik khususnya berita yang dimuat di berita online SMPantura, “Wow, Pasmal HUT RI Berjalan Sukses Raup Keuntungan Ratusan Juta”, Muflih Ikhsan H alias Ujang yang ditunjuk sebagai Keuangan Kegiatan Pasar Malam HUT RI ke 78 bantah dan sebut hoax.

Hal itu disampaikan Ujang melalui press releas, Selasa (5/9). Ujang merilis kronologi terselenggaranya Pasar Malam dan Brebes Expo, awalnya akan ditiadakan oleh Pemda Brebes.

Disebutkanya mengingat rekam jejak penyelenggaraan sebelumnya meninggalkan masalah sejak Sejak 2018 dan 2019.

“Penyelenggaraan Pasar Malam yang saat itu dikelola rekan selalu meninggalkan masalah dengan pihak vendor, padahal sudah ditopang dana dari APBD. Di tahun 2022 kembali diselenggarakan Kegiatan serupa namun Pemda kembali dibuat pusing hingga diselenggarakan di dua tempat. Berdasarkan pengalaman dan rekam jejak tersebut kemudian Pemda merangkul dua pihak yang yang pernah berseteru di tahun 2022. selanjutnya Pemda merekomendasikan Yosi, sebagai ketua perkumpulan pemuda untuk mengelola parkiran,” beber Ujang.

Masih dituliskannya, pada tanggal 31 Juli 2023, bertempat di aula 2 Dinas PU Kabupaten Brebes atas inisiatif Tabugus Angke alias Darjo yang menjadi kuasa direktur PT Sarana Budaya Bersama menyelenggarakan rapat pembentukan Panitia Pasmal dengan berdasarkan pada azas kondusifitas dan kebersamaan dengan melibatkan berbagai unsur perwakilan lembaga dan aktivis termasuk mereka panitia di tahun 2022,

“Hal ini dilakukan Darjo karena Surat Permohonan Kerjasama PT Sarana Budaya Bersama yang dikirimkan ke Pemda belum dapatkan respon yang akhirnya disepakati Tubagus Angke ditunjuk sebagai koordinator umum untuk menerima surat tugas panitia. dengan kesepakatan berazaskan kondusifitas dan kebersamaan yang mengandung arti semua setara tidak ada atasan atau majikan dan tidak ada anak buah atau karyawan Diman dalam kepanitiaan hanya untuk membagi tugas dan tanggung jawab,” terang Ujang

Dalam pernyataannya, Ujang mengaku di berbagai kesempatan rapat maupun diskusi selalu mengingatkan kepada seluruh panitia, khususnya Konsultan Acara, Deden Sulaeman yang dalam kapasitasnya juga sekaligus menjadi pengarah acara untuk selalu berkoordinasi terkait perencanaan/estimasi biaya agar bisa dilakukan penghematan sehingga tidak terjadi over budgeting.

Ujang pun mengaku sering mengingatkan Darjo selaku Koordinator untuk kembali azas kesetaraan seperti yang sudah disepakati dalam forum 31 Juli bahwa tidak ada atasan dan bawahan atau bos dan karyawan. Namun demikian ternyata dikemudian hari saran Bendahara justru kurang diperhatikan. Sehingga sering terjadi miss komunikasi antar panitia.

Dalam keterangannya, Ujang menyayangkan dan membantah pernyataan Anom Panuluh dan Tubagus Angke yang menyatakan bahwa Panitia Pasmal mendapat keuntungan Rp 121 juta bahkan lebih.

Menurutnya Anom Panuluh tidak gentle dengan menyatakan diri hanya sebagai warga & aktivis padahal dari awal kegiatan meskipun tidak masuk dalam struktur kepanitiaan pasmal, Anom aktif melibatkan diri sebagai panitia dengan membuat dan menjadi admin tunggal Grup WA Panitia Pasmal yang diberi nama Guyub Rukun Agustus.

“Bahkan dia 2 kali mengembalikan uang kepada Bendahara sebesar Rp 700rb dari Uang Jepetan dan Uang Honor Panitia sebesar Rp 1 Juta. Seharusnya jika tidak puas dengan nilai yang diberikan cukup melakukan komplain langsung ke Bendahara dan tidak melempar Hoax ke publik melalui media online,” tegas Ujang

Disampaikannya pernyataan Darjo yang dimuat di media online menunjukan tidak komitmen dengan hasil kesepakatan yang telah dibuat pada rapat evaluasi akhir di sebuah cafe, Darjo secara khusus membuat komitmen rapat terttutip, Dalam repet itu Darjo meminta kepada panitia untuk memyetujui hutang sound panggung senilai 73 juta.

Persetujuan tersebut lanjut Ujang lantaran bendahara berpegang pada amanat Darisman dan Rien.

Pihaknya menyayangkan konsultan yang menentukan harga panggung tidak sesuai kesepakatan sehingga pengeluaran membeng.