BANGKA BELITUNG, metro7.co.id — Film besutan sineas lokal berjudul “Bangka I’m in Love” yang saat ini sedang tayang di beberapa bioskop di Bangka Belitung tampaknya sukses memikat animo masyarakat.

 

Pasalnya, film yang diperankan oleh kalangan remaja ini selain menyajikan panorama wisata yang ada di Bangka Belitung, juga sarat akan pesan moral tentang keharmonisan antar-etnis yang hidup di Bangka Belitung. 

 

Lebih menarik lagi, ternyata film ini pun digarap oleh anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sungailiat, Kabupaten Bangka. 

 

Lusia selaku asisten sutradara mengaku senang bisa menggarap sebuah karya film bersama para pegiat sinematografi lokal lainnya. 

 

Siswi SMK Negeri 1 Sungailiat yang masih duduk di kelas XII itu, saat diwawancara pada Senin (25/10/2021) malam di Angkringan depan Pom Bensin Makam Pahlawan Sungailiat, mengatakan baru pertama kali ini ikut dalam pembuatan film layar lebar. 

 

“Kalau untuk pembuatan film besar ini baru pertama kali, sih, menjadi asisten sutradara. Sebelumnya pernah ikut lomba-lomba film juga di sekolah, dan kali ini diajak sama pak Dedi ikut dalam pembuatan film yang lebih besar,” ucap Lusia yang menempuh jurusan multimedia di SMK Negeri 1 Sungailiat. 

 

Ia juga mengaku butuh beradaptasi ketika ditunjuk sebagai asisten sutradara lantaran baru pertama kali terjun ke ranah pembuatan film berskala besar. 

 

Adapun tugasnya sebagai asisten sutradara ialah menulis ‘shot list’, yakni pengaturan adegan film, dan penataan syuting serta dialog para aktor dan aktris. 

 

Selain itu Lusia juga mengungkapkan suka-duka selama proses pembuatan film yang dikerjakan selama tiga minggu tersebut. 

 

“Suka dukanya, sih, nambah pengalaman. Banyak dapat teman baru. Terus lokasinya juga lumayan jauh, ada di daerah Puput di perkebunan itu. Cuacanya juga, kadang panas, kadang hujan. Jadi lumayan ribet juga. Karena kameranya kan harus terlindungi,” ujar gadis remaja yang bercita-cita menjadi sineas profesional itu. 

 

Selain Lusia, siswi SMK Negeri 1 Sungailiat lainnya bernama Dina Syahfitri juga mengaku senang bisa ikut terlibat dalam pembuatan film Bangka I’m in Love. 

 

Siswi kelas XI itu diplot sebagai desainer grafis yang bertugas membuat poster film sekaligus mempromosikannya ke berbagai jaringan media sosial. 

 

“Sukanya dapat pengalaman yang pertama kali dapat. Nambah teman dan waktu luang yang bermanfaat,” ungkap Dina sesama siswi jurusan multimedia secara singkat. 

 

Namun, di balik prestasi yang berhasil diraih oleh keduanya, ternyata baik Lusia maupun Dina sama sekali belum mendapat apresiasi dari pihak sekolah. 

 

Padahal keduanya mengungkapkan sangat antusias dan bersemangat sekali mengasah kemampuannya di dunia sinematografi secara lebih mumpuni lagi. 

 

“Untuk itu, sih, belum ada (penghargaan dari pihak sekolah-pen),” akui Dina. 

 

Meski begitu, keduanya pun mengatakan tak akan patah arang walau kerja keras mereka belum mendapat apresiasi penuh. 

 

Mereka tetap menggantung harapan agar suatu saat kelak sektor perfilman lokal bisa diperhatikan lebih serius oleh para pemangku kebijakan, sehingga dapat menampung dan mengarahkan anak-anak muda berbakat seperti mereka menjadi lebih produktif. 

 

“Harapannya semoga perfilman di Bangka Belitung lebih maju lagi, dan banyak anak muda dapat membuat film tentang Bangka lebih banyak lagi,” harap Lusia mewakili rekan-rekannya sesama kru dari SMK Negeri 1 Sungailiat, baik yang masih berstatus pelajar maupun yang sudah alumni. 

 

Tak lupa juga keduanya mengucapkan terima kasih kepada Lavanaa Indonesia selaku pihak vendor yang telah merangkul mereka untuk berpartisipasi dalam pembuatan film Bangka I’m in Love. 

 

“Sedikit tambahan, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Lavanaa Indonesia yang sudah mau menarik kami untuk terlibat secara penuh dalam penggarapan film tersebut,” tutup keduanya