TALIABU, metro7.co.id – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pulau Pulau Taliabu, sejak dua hari lalu, membuka pelayanan pada masyarakat untuk melakukan perekaman e-KTP, hingga malam, Rabu (11/11/2020).

Fenomena ini, memenjarakan opini sebagian warga, bahwa pelayanan perekaman e-KTP memasuki larut malam dimungkinkan untuk menjemput bola politik menjelang kontestasi pilkada tahun ini di Pulau Taliabu.

Tepat Senin (9/11/2020) malam lalu, seorang pemudi asal Desa Fayau Taliabu Selatan, yakni Serti Lateba (18) mengatakan, inisiatifnya melakukan perekaman malam itu, diawali dengan informasi yang mendukung dari Kepala Desa Fayau, Ibu Liliana.

Membenarkan hal ini, Kades Fayau Taliabu Selatan, Liliana mengungkapkan pihaknya telah mendatangkan masyarakatnya sekitar belasan orang selama 4 hari berada di Ibu Kota Bobong Kabupaten Pulau Taliabu.

“Perekaman tadi dari siang, hanya saja tadi siang pelayanannya (Disdukcapil) sementara terganggu, dan dilanjutkan malam ini,” kata Liliana, seraya menambahkan bahwa masyarakat yang dibawanya untuk ikut perekaman baru 4 orang, dan direncanakan 10 orang lebih.

Searah dengan imbauan Pjs Bupati Pulau Taliabu, Drs. Maddaremmeng beberapa waktu lalu, yang menyampaikan secara nasional, partisipasi pemilih ditargetkan pada angka 76%.

Dari sini patut diapresiasi, kesadaran Kades Fayau tersebut sangat berperan aktif dalam mengajak masyarakatnya untuk berpartisipasi secara aktif pada pencoblosan di 9 Desember 2020 ini.

Terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadis Dukcapil) Kabupaten Pulau Taliabu, Maslan, langsung mepis isu yang berkembang dikalangan pengamat liar, soal pembuatan e-KTP hingga malam kemarin karena mengejar frame politik.

“Jadi di Kabupaten Pulau Taliabu ini, kurang lebih sekitar ratusan yang setiap hari ber’umur 17 tahun. Itu semua tentimenjadi kewajiban kami (Diskepcapil) mereka (warga) mendapat KTP (melalui rekaman). Jadi bukan akhir-akhir ini kita melakukan perekaman menjemput bola (Karena Pilkada),” jelas Maslan pada sejumlah wartawan diruang kerjanya, Rabu (11/11/2020).

Ditanya apakah karena pilkada sehingga dimolorkan waktu pelayanan hingga malam, Masalan membantah dengan mengatakan tidak.

“Tidak! jadi begini data capil ini, itu ada 5 (salah satunya) Demokrasi. Pelaksaan Demokrasi ini cuma satu, untuk digunakan. Tapi inikan output (hasil) dari kami lalu kemudian digunakan untuk Demokrasi,” ujarnya.