TERNATE, metro7.co.id – Aliansi Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Kieraha Ternate angkatan 2019 melalukan aksi demonstrasi penuntutan dan mempertanyakan almamater yang selama satu (1) tahun belum diberikan.

Aksi yang berlangsung di depan Gedung Putih STIKIP Pukul 00: 05 Selasa (15/09/2020) dini hari.

Informasi yang dihimpun metro7.co.id, Almamater Mahasiswa STIKIP angkatan 2019 belum diberikan sejak tahun kemarin (2019) sampai saat ini.

Syafrin Hakim sebagai kordinator lapangan ketika dimintai keterangan metro7.co.id menyatakan, aksi penuntutan almamater angkatan 2019 yang belum diberikan, menurutnya, kampus sampai saat ini mengabaikan tuntutan mereka, aksi yang dilakukan sudah dua kali.

“Aksi kami dikesempatan yang keduakalinya, ini adalah aksi soal penuntutan jas almamater yang hingga saat ini pihak kampus belum memberikan kepada kami, padahal sudah satu tahun,” tutur Syafrin.

Hal itu juga dibenarkan oleh salah satu massa aksi Rahman Mahmud ketika di mintai keterangan menyatakan, angkatan 2019 belum menerima almamater hingga saat ini. Menurutnya, pihak kampus tidak memberikan penjelasan soal almamater yang belum diberikan kepada mahasiswa angkatan 2019.

“Sampai saat ini kami belum menerima almamater kami, padahal sudah lama. Juga pihak kampus tidak memberikan penjelasan kenapa almamater tidak di berikan sampai saat ini,” ungkap Rahman.

Rahman juga mengaku, dia (Rahman) salah satu mahasiswa angkatan 2019 yang sudah melunasi uang pendaftaran dan uang pembangunan yang menjadi prasyarat pengambilan almamater. Tapi hal itu belum diberikan hingga saat ini. Padahal bilang dia, angkatan 2018 kemarin yang sudah melunasi dan yang belum melunasi uang pendaftaran dan uang pembangunan tapi sudah diberikan almamaternya.

“Saya sudah melunasi uang pendaftaran dan uang pembangunan yang jadi syarat untuk pengambilan almamater, tapi sampai saat ini belum di berikan, padahal senior – senior saya angkatan 2018 itu ada yang belum melunasi tapi sudah diberikan almamaternya,” katanya lagi.

Informasi yang di himpun media metro7.co.id melalui brosur yang di terima dari massa aksi, untuk pembayaran uang pendaftaran sebesar Rp. 250. 000 dan untuk uang pembangunan sebesar Rp. 2. 600.000.

Ini menjadi pertanyaan, dan pihak kampus tidak memberikan informasi.

“Ini ada apa, kenapa almamater belum di berikan, seharusnya pihak kampus memberikan informasi biar kami tahu,” tutup Rahman.

Sementara itu Pembantu Ketua III (PK – III) Stikip Kieraha Ternate Bidang Kemahasiswaan kepada wartawan metro7.co.id ketika mengunjungi ruang kerjanya untuk meminta keterangan, namun tidak di temui di ruang kerjanya.

” Pa pe nomor telpon so ganti, yang ada di saya itu nomor lama” ( Pa (PK – III) punya nomor telepon sudah di ganti, yang ada di saya ini nomor lama,” tutur salah satu pengajar ketika di temui di ruang Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris. ***