LOMBOKTIMUR, metro7.co.id – Pengiriman Kerang Bulek bisa menjadi solusi mengurangi angka pengangguran dan bisa tingkatkan perekonomiaan keluarga. Tetapi saat ini masih terkendala pandemi Covid -19, dan itu yang dialami saat ini oleh seorang pengepul Kerang Bulek yang hampir sudah enam bulan ia jalani.

Ditemui di rumahnya, Lalu Samsul yang berdomisili di Kewilayahan Selawing Desa Sakra Selatan Kecamatan Sakra, menceritakan bahwa pekerjaan yang digeluti saat ini adalah pengiriman Kerang Bulek. Awalnya mengirim Kerang Bulek ini pada bulan Februari yang lalu,  dan itu karena ada permintaan dari seorang dari Bali yang mau membeli dan harganya juga lumayan bisa menjadi penghasilan untuk keluarga.

“Ya hasil dari kita kirim ke orang yang berada di Bali dengan membelinya dan hasilnya juga bagus, itu juga bisa jadi ladang pekerjaan yang menjanjikan,” tuturnya kepada metro7.co.id, Kamis (08/10/2020).

Masih katanya, menggeluti pekerjaan pengiriman itu langsung ke Bali dan Kerang Bulek ini distok dulu dari Sumbawa. Ia mengakui, bahwa Kerang seperti ini hanya terdapat pada pantai yang berpasir putih dan jenisnya ini juga sulit didapat, karena tidak sembarangan orang bisa mengetahui Kerang Bulek ini, karena Kerang ini bisa menutup diri dan pasti orang tidak menyangka bahwa itu Kerang Bulek.

Untuk bisa pengiriman Kerang sejenis ini diterima dan dibeli, sebutnya harus diproses dulu menjadi sesuai permintaan karena itu menjadi bahan untuk membuat pernak – pernik yang banyak disukai bule – bule.

“Ya memang  kita proses dulu sesuai permintaan pembeli dari Bali, setelah itu baru dikirim,” terangnya.

Jenis Kerang Bulek ini sangat laku di Bali dan harganya bisa Rp. 55 ribu sampai 75 ribu perkilo, dan tidak semua orang tahu bahwa Kerang ini bisa bernilai uang dan bisa jadi pekerjaan tetap, karena selalu diminta. Tetapi setelah adanya Covid – 19, pengirimannya jadi tertunda.

“Kita tunda pengiriman, karena Covid -19, dan orang tempat kita jual di Bali itu juga belum berani terima,” pungkasnya.

Mengenai Kerang yang dibeli itu dan dijual ke Bali itu, jelasnya minimal ukurannya 1,6 cm sampai 2,3 cm, tetapi yang paling banyak permintaan yang ukurannya 1, 6 cm. Ukuran inilah yang dibuat menjadi aksesoris atau gelang dan itu yang disukai oleh orang bule. Dan Kerang ini juga sangat prospek bila dikembangkan dan bisa memenuhi pemenuhan kebutuhan sehari – hari,” imbuh Samsul.

Ia menambahkan, terkait berapa banyak dikirim itu biasanya tergantung. Pernah mengirim sampai enam kwintal sekali kirim. Tetapi saat ini terkendala Covid -19 pengirimannya ditunda dulu sampai normalnya keadaan virus Corona.

“Karena pandemi Covid -19, pengiriman kita ke Bali menjadi tertunda,” tandasnya.

Nanti sesudah normal pengiriman Kerang Bulek ini, jelas Samsul, bisa menjadi pekerjaan yang bagus, hanya saat ini ditampung dulu dirumah. Nanti kalau sudah normal baru mengirim lagi.

“Tunggu kondisi Covid -19 ini, baru kita kirim,” pungkasnya.

Dengan masihnya pandemi Covid -19, berharap semoga cepat berlalu dari Lombok Timur, sehingga pengirimannya menjadi lancar dan mudah. Dengan begitu bisa sebagai cara mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Pengiriman Kerang ini memang prospek kedepan dan bisa mengurangi angka pengangguran dan bisa sebagai pendapatan keluarga. Dan menjadikan perekonomiaan menjadi meningkat,” tutupnya.***