MASYARAKAT Kabupaten Malaka, Provinsi NTT, hingga saat ini masih menunggu kepastian hukum, lantaran Paket SBS-WT (saat ini sebagai pihak pemohon), bersama tim kuasa hukum menggugat KPUD Kabupaten Malaka (saat ini Pihak Termohon) atas penetapan kemenangan Paket SN-KT (saat ini Pihak Terkait) dalam pemilukada 2020.

Proses sidang di Mahkamah Kinstitusi (MK) telah mulai, hingga saat ini, kini tinggal menunggu putusan MK.

Masyarakat Kabupaten Malaka antusias menunggu, rasanya tidak tahan lagi mau memiliki pemimpin. Dengan harapan, sekiranya putusan hakim dan hukum seadil-adilnya sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Harapan masyarakat Kabupaten Malaka, perlu dibarengi dengan pemurnian cara berpikir.

Selama proses hingga pemilihan; cara berpikir terkontaminasi dan tersistem secara konsolidatif, oleh kepentingan memenangkan paket tertentu, kini perlu dimurnikan. Caranya ialah membebaskan diri dari asumsi buruk, rasa kecewa, sakit hati dan dendam. Supaya pembebasan itu terjadi, dibutuhkan kerendahan sebagai ekspresi kerohanian.

Rendah hati sebagai ekspresi kerohanian, sasarannya ialah mengolah berbagai pergumulan menjadi inspirasi sebagai ruang untuk menumbuhkan semangat dan cara baru.

Sudah saatnya berbagai informasi diolah menjadi inspirasi. Daripada membuang energi untuk berpikir buruk, lebih baik menampung inspirasi berdaya transformasi.

Memperhatikan kecenderungan saat ini, di mana masyarakat lebih suka mengakses media online, karena terupdate dan mudah akses dari dan di mana saja, maka perubahan cara berpikir sebetulnya sangatlah muda, kalau masyarakat tidak hanya rajin membaca, tetapi lebih dari itu, melakukan analisis, memetik makna, kemudian share dan diskusi.

Media sosial saat ini sebagai penyaji berbagai informasi, berperan mengendalikan kekuatan global dan karena itu, untuk merubah cara berpikir, masyarakat perlu banyak dan dalam, ketika mengakses informasi.

Siapapun pembacanya, perlu mengedepankan metode membaca komparatif, dalam arti membaca dengan strategi perbandingan, serta uji kelayakan informasi dengan sumber-sumber terpercaya. Kalau ini tidak dilakukan, maka jangan heran, kalau cara berpikir masih yang itu-itu saja, tidak berkembang, dan tidak merubah apapun.

Salah satu fenomen menarik untuk ditelisik ialah situasi Kabupaten Malaka, saat ini. Mulai dari kampanye politik, hingga pasca pilkada, masyarakat Kabupaten Malaka merasakan betul, peranan media dalam sajian informasi. Terkesan, apa yang disajikan mudah dipercaya hanya sebatas membaca judul. Minimnya daya kritis pembaca, turut berpengaruh terhadap kecepatan share informasi. Memang problem, kalau masyarakat berlomba-lomba menjadi pembaca cepat tetapi tidak jitu terhadap substansi dan tidak kritis dalam share.

Akses kecepatan informasi melalui berbagai media khususnya di Kabupaten Malaka, seturut pengamatan, menjadi problem politik yang sulit terpecahkan, karena apa yang tersaji, gamblang berjumpa dengan mentalitas masyarakat pembaca yang instan dan maunya cepat-cepat. Sebagai akibatnya, kelalaian tumbuh dan berkembang, mempengaruhi dan merasuki masyarakat termasuk dalam sikap-sikap politik.

Sajian informasi membentuk cara berpikir masyarakat. Celakanya, dalam bersikap terhadap sesama dan terhadap situasi, mental konsolidasi masih begitu kuat, sehingga peluang diskriminasi mudah terjadi dan dengan demikian, ujung-ujungnya ialah konflik terus-menerus.

Saat ini Masyarakat Kabupaten Malaka sementara menunggu putusan MK. Saya prediksi, ada bahaya muncul pasca putusan MK dalam sengketa pilkada.

Bahaya itu ialah konflik sosial tatkala sebagian masyarakat tidak menerima putusan hukum, karena telah terdoktrin oleh informasi kemenangan (sepihak).

Atas prediksi itu, solusi antisipatifnya ialah pemurnian cara berpikir oleh dan dari masyarakat itu sendiri. Pemurnian inipun berskala mitra atau teamwork, dalam arti ; seluruh masyarakat Kabupaten Malaka; pihak legislatif, eksekutif, yudikatif, politisi, jurnalis, pihak Gereja, tokoh adat, kaum muda serta organisasi kaum muda, membangun komitmen untuk keluar dari kekangan isu yang berpotensi konflik dan membebaskan diri dari doktrin oleh pihak tertentu. Kerendahan hati dibutuhkan untuk saling mendengarkan dan saling menerima. Untuk keluar dari sebuah persoalan, dibutuhkan komitmen dan kerendahan hati.

Semoga tulisan yang ala kadarnya ini, menjadi informasi, inspirasi dan terutama memotivasi seluruh warga negara Indonesia (Masyarakat Kabupaten Malaka), dan lebih khusus lagi rekan-rekan jurnalis, untuk benar-benar menyajikan informasi yang taat pada kode etik jurnalistik, UU Pers dan UU ITE.

 

Penulis :

Masyarakat Kabupaten Malaka Butuh Pemurnian Cara Berpikir, Media Sosial Ikut Berperan di Dalamnya

RD. Yudel Neno