LABUAN BAJO, metro7.co.id – Lima tahun usianya bergulat penyakit kanker ganas yang bersarang di leher kanannya. Kendati keluar masuk rumah sakit, kanker itu terus menghimpit tubuhnya. 

Makin hari, bengkak lehernya bertambah besar. Kondisi ekonomi orang tuanya tidak cukup untuk pembiayaan operasi anaknya. Sebab, orang tua dan keluarga mereka hanyalah petani.

Pemberitaan media setempat mengalirkan dukungan sejumlah pihak untuk mengantar bocah  petani kampung itu ke Bali. Ia segera menjalani operasi kanker ganas yang menggerogotinya bertahan-tahun. Berikut kisahnya.

Derita itu menimpa bocah berusia 9 tahun bernama Saffir Mutar, buah hati Muhamad Satu (49) dan Sulkaidah (42), warga Kampung Lobohusu, RT 08/RW 04, Dusun Marombok, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Pihak medis merujuk Saffir untuk operasi di Kupang atau Bali. Namun apa daya, Saffir dan kedua orang tuanya berekonomi kurang mampu untuk itu.

Kedua orang tuanya pasrah. Tidak bisa berbuat lebih untuk menyembuhkan anaknya yang sedang duduk di bangku Kelas V SDI Lobohusu, Desa Macang Tanggar. Mereka hanya mengandalkan pengobatan tradisional seadanya. 

Operasi di Bali atau Kupang adalah mimpi besar orang tuanya demi kesehatan si buah hati.  Bantuan para pihak dapat menolong Saffir Mutar dari cengkraman kanker ganas yang bersarang di leher kanan bocah berparas tampan itu.

 

Pernah Digigit Anjing Rabies

Ibu kandung Saffir Mutar, Sulkaida, kepada Wartawan mengisahkan penderitaan anaknya; bermula dari gigitan anjing rabies. Ia menuturkan, sekitar 2015 silam, anjing rabies menggigit anaknya yang sedang bermain.

“Awal mulanya, Saffir sedang asyik bermain. Tiba-tiba anjing rabies menyerangnya hingga menggigit  leher sebelah kanannya. Saat itu kami memberi obat herbal karena kami melihat hanya luka biasa saja. Mulai dari situ bengkaknya muncul,” kata ibu enam anak itu saat ditemui  wartawan di kediamannya, Sabtu (15/5/2021) siang.

Sulkaida menambahkan, saat itu ia tidak mengira bengkak yang ada di leher Saffir Mutar adalah kanker ganas. Ia mulai khawatir tatkala leher anaknya semakin hari makin membesar.

“Kami membawa Saffir Mutar ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo dengan menggunakan BPJS. Pernah operasi di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo tahun 2017, tapi terus saja membekak hingga sekarang,” jelas Sulkaida dengan nada sedih.

Ia menambahkan, pada 4 November 2020, Saffir Mutar dibawa lagi ke RS Siloam Labuan Bajo. Hasil pemeriksaan Ultrasonography, pada 4 November 2020 lalu, Saffir Mutar menderita Kelenjar Submandibula atau kelenjar getah bening; sisi kanan sulit dinilai.

Berdasar hasil pemeriksaan itu, dokter merekomendasikan Saffir ke rumah sakit rujukan di Kupang atau Bali.

“Ada yang bilang biayanya kurang lebih Rp 50 juta. Tapi kami tidak punya uang sebanyak itu. Saya dan suami cuma petani di Kampung Lobohusu. Kami tidak ada uang sebesar itu. Kami belum sanggup operasi,” kata Sulkaida.

 

Andalkan Pengobatan Herbal

“Kami coba dengan berbagai pengobatan herbal seadanya. Kami berharap ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini,” kata Sulkaida sambil menatap putra kesayangannya.

Muhamad Satu dan Sulkaidah tidak mampu berbuat apa-apa selain terus mencari pengobatan herbal untuk anaknya. Mereka sangat membutuhkan bantuan atau uluran tangan dermawan.

“Saat ini, kami sekeluarga hanya bisa pasrah dan mengharapkan bantuan dari berbagai pihak,” tutup Sulkaidah meneteskan air mata.

 

Bantuan

Penderitaan bocah itu ternyata mendapat simpati dari berbagai kalangan, baik pemerintah setempat maupun pihak swasta lainnya.

Senin (3/5/2021) pagi, Kepala Desa Golo, Bilas Paulus Nurung didampingi Sekretaris Desa, Fabianus Galgani bersama sejumlah staf menyambangi rumah bocah 9 tahun itu. Mereka membawa bantuan sembako dan juga uang semampunya. Bantuan ini diserahkan langsung kepada Muhamad Satu.

Kades Paulus menjelaskan, kondisi penderitaan bocah itu dan kesulitan orang tuanya memang layak dibantu. 

“Kita tahu bersama kondisi Bapak Muhamad Satu ini. Di tengah kondisi kesulitan ini, anaknya, Saffir yang sudah kelas V SD ini menderita penyakit kanker. Harapan dari kita semua, penyakit yang diderita Saffir segera sembuh. Dengan demikian, anak ini kembali ceria dan sehat seperti anak-anak sebayanya,” harap Kades Paulus Nurung.

Ia juga menyampaikan terimakasih kepada media yang sudah menyebarluaskan informasi tentang kondisi penderitaan bocah Saffir Mutar dan orangtuanya.

“Semoga saudara-saudara kita di mana saja berada yang melihat dan membaca berita ini sudi kiranya membantu anak ini,” pinta Paulus.

Pada hari yang sama, bantuan juga datang dari Communitas Motor Labuan Bajo (CML). Komunitas ini juga mengunjungi kediaman bocah itu, Senin (3/5/2021) siang.

Mengalir dukungan para pihak untuk bocah itu tidak terlepas dari peran media setempat yang marak memberitakan tentang derita bocah tersebut melalui media sosial.  Ada juga di antara para donatur itu yang enggan menyebutkan identitas mereka.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) memberikan bantuan tunai sebesar Rp 61.100.000,00  untuk pembiayaan operasi kanker ganas yang diderita Safir Mutar.

Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, menyerahkan langsung bantuan tersebut kepada Safir Mutar didampingi orang tuanya di ruangan kerja Wabup Mabar, Rabu (19/5/2021).

Pada saat yang sama, Sekda Mabar, Fransiskus Sales Sodo juga memberikan bantuan tunai sebesar Rp18.000.000,00 untuk tiket pesawat Labuan Bajo-Bali.

Wabup mengatakan, bantuan tersebut untuk keperluan selama menjalani operasi di salah satu rumah sakit swasta di Bali.

“Kalau uang operasi kan pakai BPJS, sedangkan bantuan pemerintah ini hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka selama di Bali. Gunakan uang ini untuk kebutuhan di sana, dan jangan lupa berdoa agar operasinya berjalan dengan lancar,” pesan Wabup Weng yang saat itu didampingi Sekda Mabar dan Kepala Dinas Sosial, Agus M Raja.

Sementara itu, Sekretaris Desa Golo Bilas, Fabianus Galgani hadir mendampingi bocah Safir Mutar bersama orangtuanya.

Rencananya, Jumat (21/5/2021) Safir Mutar bersama orang tuanya berangkat ke Bali.

“Orangtuanya lagi persiapkan diri ke Bali. Besok (Kamis) mereka menjalani swab agar tidak ada hambatan ke Bali,” kata Rikard Nompa (GBR News) dari Perhimpunan Wartawan Independen Manggarai Barat (SWIMB) yang setia sejak awal mendampingi bocah petani di Kampung Lobohusu itu.[]