LABUAN BAJO, Metro7.id – Pariwisata sebagai leading sector pembangunan di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur memiliki prospek menjanjikan. Apalagi setelah Kabupaten itu didapuk sebagai salah satu destinasi Pariwisata premium di Indonesia. Kendati diterpa badai pandemi covid-19 sejak Maret 2020, namun geliat  kepariwisataan di Kabupaten itu terus digenjot.

Belum lama ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Mabar telah meluncurkan program pemanfaatan destinasi pariwisata berkelanjutan, terutama isu Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta isu ekonomi lokal. Program tersebut bertajuk “Ajang Penganugerahan Pariwisata Berkelanjutan dengan label Anugerah Lingko Award”.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus Rinus, S.Pd menjelaskan, program Lingko Award adalah titik star dari pemerintah daerah untuk membangun kesadaran pihak-pihak terkait, dalam menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan. Program ini, kata Gusti Rinus, pertama kali digelar di Kabupaten Manggarai Barat. Karena itu, tahap awal pelaksanaannya, Dinas Pariwisata menggandeng Sustour dari Swisscontact Indonesia, salah satu Non Government Organisation (NGO) yang selama ini bergerak dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.

“Program itu akan kita wujudkan dalam bentuk Ajang Penganugerahan Pariwisata Berkelanjutan dengan label Anugerah Lingko Award. Sebagai daerah pariwisata super premium, konsep pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo harus dapat diterapkan sejak dini,”jelas Gusti Rinus dalam kegiatan Sosialisasi
Penganugerahan Lingko Award yang berlangsung secara virtual,
Kamis (4/2).

Gusti Rinus menambahkan,  Disparbud Kabupaten Mabar  berkomitmen yang kuat agar ajang Pariwisata Berkelanjutan dengan label Anugerah Lingko Award ini dijadikan ajang rutin tahunan.

“Pada tahap awal, program ini dimulai dari industri hotel.
Pada tahun-tahun berikutnya akan diterapkan juga pada industri pariwisata lainnya, seperti restoran, tour operator, dan lain-lain,” katanya optimis.

Narasumber dalam sosialisasi itu Deputy Program Manager Sustour, Fery Samosir  melalui Zoom Meeting menyampaikan, Lingko Award bukanlah kompetisi melainkan pemberian penghargaan kepada industri pariwisata yang menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

“Seluruh penilaian akan dinilai oleh Tim Assesor yang ahli di bidangnya. Tim Assessor itu mutlak memiliki latar belakang pengetahuan dan kompetensi pada bidang energi dan aspek lingkungan, budaya lokal dan destinasi, bidang ketenagakerjaan, dan bidang tata kelola industri perhotelan di destinasi,” jelas Fery.

Tim Assesor fokus pada penilaian pengelolaan internal hotel dan akomodasi dengan kriteria: Pengelolaan Konservasi dan Efisiensi Energi; Pengelolaan Konservasi dan Efisiensi Air; Pengelolaan Limbah Padat dan Cair; Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3); Pengelolaan Penyimpanan Bahan Kimia dan Bahan Berbahaya; Kerjasama Dengan Komunitas Dan Organisasi Sosial; dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Sekdisparbud) Kabupaten Mabar, Chris Mesima, sebagai Penanggung Jawab kegiatan tersebut menjelaskan, pemberian penghargaan Lingko Award akan dilaksanakan pada bulan Juli atau Agustus 2021. Sedangkan saat ini hingga empat bulan ke depan, panitia pelaksana bersama pihak terkait sedang melakukan persiapan untuk tahapan berikutnya.

Ia berharap, program tersebut dapat berkontribusi bagi peningkatan kualitas destinasi, melalui penerapan operasional industri hotel di Labuan Bajo secara berkelanjutan.

“Ajang Penganugerahan Pariwisata Berkelanjutan dengan label Anugerah Lingko Award ini bersinergi dengan program Green Hotel Award yang dicanangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI),” ujar Chris. (*)