LABUANBAJO, Metro7.co.id – Pergelangan tangan kiri Febianto (4 tahun)  putus dan bersimbah darah. Pergelangan tangannya terpisah dari tubuhnya.  Tangan bocah itu putus karena digigit seekor biawak komodo dewasa. Selain tangan putus, telinga dan pipi kiri bocah laki-laki itu juga terluka serius bekas gigitan binatang purba itu.

Kejadian tragis ini terjadi, Sabtu (16/1/2021) sekira pukul 12.10 Wita ketika Febianto sedang asyik bermain ayunan tali di bawah kolong rumahnya di Kampung Komodo, Dusun 5, Pulau Komodo, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Bocah malang anak bungsu tiga bersaudara dari bapak Karim dan ibu Sahana, itu kini dirawat intensif di Rumah Sakit Swasta Silloam Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat.

Kejadian tragis ini terjadi, Sabtu (16/1/2021) sekira pukul 12.10 Wita di Kampung Komodo. Dusun 5, Desa Komodo. Kecamatan Komodo, kawasan Taman Nasional Komodo.

Sekretaris Desa Komodo, Ismail menerangkan kronologis naas tersebut.  Sebelum kejadian, Febianto lagi asyik bermain ayunan tali di kolong rumah panggung. Saat bermain tali, ia menjulurkan tangannya ke bawah. Ternyata seekor biawak Komodo ada di bawah kolong tempat ia bermain. Saat ia julurkan tangan itulah, binatang karnivora itu langsung menerkam tangan Febianto hingga putus di kolonh rumahnya.

Febianto terseret jatuh ke tanah. Setelah menggigit tangan anak itu,  komodo yang agresif itu kemudian menggigit lagi bagian wajahnya.  Telinga kiri dan pipi bagian kiri terluka serius.

“Kejadiannya  tadi sekitar jam 12 lewat 10 menit. Kebetulan, si anak lagi bermain ayunan tali di teras rumahnya.  Posisi rumah panggung. Tinggi dari permukaan tanah sekitar 1,5 meter. Ketika anak ini bermain tali, ia ulurkan tangannya ke bawah. Ternyata ada Komodo di bawah kolong dan langsung gigit hingga tangan kirinya putus mulai dari pergerakan tangan,” terang Ismail saat memberi keterangan Pers  di depan ruangan UGD Rumah Sakit Silloam Labuan Bajo, Sabtu (16/1).

Ismail menambahkan, sebelum kejadian, ibunya mengajak anaknya masuk ke dalam rumah.  “Sempat mamanya ajak dia masuk ke rumah tapi dia jawab, saya masih bermain. Tiba tiba mamanya dengar seperti ada barang yang jatuh. Saat mamanya ke luar rumah, ternyata posisi tangan anaknya sudah terputus. Selain tangan putus, anak ini juga luka tergores di bagian telinga kiri dan pipi bagian kiri  digigit Komodo. Panjang lukanya sekitar 20 cm,” ujar Ismail.

Setelah menggigit Febianto, komodo lari. Pergelangan tangan bocah itu tergeletak di tanah ketika warga mengejar dan memukul komodo yang agresif itu.

“Setelah menggigit, komodonya lari dan sempat dikejar warga dan tangan yang putus didapat kembali. Tangan yang putus tadi ada di Kampung. Komodonya sempat dipukul tadi,” ujar Ismail.

Keluarga korban bersama warga Kampung Komodo mengevakuasi  bocah itu ke Pustu sekitar lokasi kejadian. Sekitar lima belas menit di sana. Tak lama berselang,  keluarganya lalu mengevakuasi korban menggunakan kapal motor milik warga Kampung Komodo menuju Kota Labuan Bajo. Di tengah laut, korban dipindahkan ke speed buat milik Polairud Labuan Bajo-Polda NTT yang  datang menjemput korban.

Selama satu jam setengah dalam perjalanan, korban tiba di Pelabuhan Pelni Labuan Bajo. Dari Pelabuhan korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Silloam menggunakan mobil Basarnas setempat.

Pantauan metro7.co.id, korban tiba di ruang UGD RS.Silloam sekitar pukul 15.00 Wita.

Sementara itu, Bhabimkamtibmas Desa Komodo, BRIPKA Anhar membenarkan kejadian tersebut. Menurut Anhar, komodo memang sering masuk ke Kampung Komodo karena tidak pagar pembatas di sana.  Kejadian itu, kata Anhar, terjadi di bawah kolong rumah korban saat korban bermain ayunan tali.

Memang tidak ada pagar pembatas di Kampung Komodo. Tadi korban sempat dibawa ke Pustu tapi tidak lama. Kami bawa dia ke sini”, kata Anhar yang ikut mengeakuasi kornan hingga RS Silloam Labuam Bajo.

BTNK harus bertanggungjawab

Ismail meminta Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) harus bertanggung jawab atas kejadian itu.

“Ya, BTNK harus bertanggungjawab. Paling tidak mereka harus tanggung biaya perawatan anak ini”, tegas Ismail.

Sementara itu, Ihsan Abdul Amir, warga Kampung Komodo menjelaskan, kejadian komodo menggigit warga Kampung Komodo baru terjadi lagi. Sebelumnya, kata Ihsan, pernah terjadi hal serupa. Ia memintah pemerintah agar segera membangun agar tembok pembatas di Kampung Komodo.

“Dulu ada kejadian begini. Baru kali ini terjadi lagi. Kami minta pemerintah segera bangun pagar pembatas agar komodo tidak berkeliaran masuk Kampung Komodo dan tidak terulang lagi kejaduan seperti ini,” pintanya.

Komodo dievakuasi ke Resort Loh Sebita

Humas Balai Taman Nasional Komodo melalui rilis resmi di laman Facebook BTNK memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut.  Dijelaskan, bahwa seekor komodo yang menggigit Febianto (4) telah dievakuasi ke Resort Loh Sebita, Pulau Komodo, kawasan Taman Nasional Komodo.

“Komodo dievakuasi guna menghindari konflik satwa liar dengan manusia berkelanjutan serta mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terjadi lagi di kemudian hari”, demikian rilis Humas BTNK, Sabtu (16/1) malam pukul 19.30 Wita.

Terhadap kejadian naas itu, Balai Taman Nasional Komodo mengambil langkah-langkah berikut

1. Balai Taman Nasional Komodo akan melakukan pendalaman informasi dari petugas resort Kampung Komodo dan individu lainnya guna memperoleh informasi akurat terkait kronologis kejadian;

2. Kepala SPTN Wilayah II mewakili Kepala Balai Taman Nasional Komodo mendatangi korban beserta keluarganya di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo. Balai Taman Nasional Komodo juga akan memberikan bantuan khususnya terkait penanggulangan biaya perawatan di RS tersebut;

3. Balai Taman Nasional Komodo telah mengevakuasi komodo dimaksud ke Resort Loh Sebita Pulau Komodo guna menghindari konflik satwa liar dengan manusia berkelanjutan serta mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terjadi lagi di kemudian hari;

4. Balai Taman Nasional Komodo akan membuat pagar pengaman di Kampung Komodo untuk meminimalisir potensi interaksi membahayakan dari satwa liar bagi rutinitas harian masyarakat;

5. Balai Taman Nasional Komodo menghimbau agar masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari untuk tetap waspada akan perilaku satwa liar yang tidak bisa diprediksi.  (*)