JENEPONTO, metro7.co.id – Seorang bayi berusia 10 hari meninggal dunia pada Sabtu, (5/2/2021) kemarin.

Bayi tersebut meninggal di Rumah Sakit Lanto Daeng Pasewang (RSUD) Jeneponto akibat terkonfirmasi positif covid-19.

Bayi tanpa nama itu dilahirkan oleh seorang ibu berinisial M (39) yang terlebih dahulu dinyatakan positif covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 RSUD Jeneponto, dr Pasriyani angkat bicara mengenai kematian bayi tersebut.

Dia menyebutkan, bahwa ibu dari bayi tersebut dinyatakan terkonfirmasi lebih awal. Olehnya itu, bayi tersebut di kategorikan sebagai suspek.

“Seperti biasanya sesuai protap bayi yang lahir dari ibu yang terkonfirmasi itu dinyatakan sebagai suspek. Jadi dia diduga covid-19,” ujarnya saat ditemui wartawan ruang kerjanya, Selasa, (9/2/2021).

Karena ibunya terkonfirmasi positif covid-19 saat mengandung, sehinga bayi itu merupakan kontak eratnya.

Sehingga dilakukan pengambilan sampel swab terhadap bayi tersebut, dan hasilnya menunjukkan positif covid-19.

“Pasti bayinya ada kontak erat dengan ibunya yang sudah terkonfirmasi. Atas dasar itu makanya bayinya juga di swab, ternyata hasilnya benar dan positif,” jelasnya.

Kata dia, saat bayi itu lahir kondisi berat badanya tidak stabil yakni hanya 1 kilogram. Angkat ini jauh dibawa bayi yang lahir normal.

“Ternyata bayi ini lahir dengan berat badan 1 kilogram, dimana berat badan bayi normal itu 2,500 gram, jadi dia jauh di bawah berat badan bayi lahir normal. Saat itu sudah ditangani oleh dokter ahli anak, di masukan ke Nicu khusus untuk covid-19,” terangnya.

Saat lahir, bayi tersebut langsung dipisahkan dengan ibunya. Bayi itu ditangani oleh dokter ahli anak dan dirawat diruangan khusus covid-19.

“Jadi dia di pisahkan, nah di rawat disitu dengan peralatan yang kami punya, kami sudah punya ventilator yang khusus untuk bayi namanya sipek itu diberikan untuk bayi ini dirawat secara intensif oleh dokter ahli anak,” terangnya.

Dia menyebut, bahwa penyebab kematian bayi tersebut selain karena terpapar covid-19, juga diperparah dengan kondisi berat badannya yang dinilai extrem.

“Mungkin karena keadaan berat badannya yang 1 gram, itu memang sangat extrem rendahnya, maka bayi itu akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan 10 hari,” terangnya.

Dokter spesialis Gizi ini mengatakan, bahwa kedua orang tuanya juga sempat mendampingi bayinya di saat keadaanya memburuk. Bahkan, mereka juga mengikhlaskan kepergian sang buah hatinya.

“Kedua orang tuanya mendampingi bayinya saat keadaannya memburuk dan di telefon mereka ikhlas dengan keadaan bayinya. Mungkin dia sudah tahu bahwa memang keadaan bayinya tidak terlalu bagus sejak lahir,” pungkasnya.