KAYUAGUNG, metro7.co.id – Sebagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus atau penyakit hewan ke manusia Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terjunkan petugas veteriner cek hewan kurban.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI, Aris Panani melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sadi Purwanto, mengatakan pihaknya menerjunkan tim veteriner di seluruh kecamatan dalam Kabupaten OKI.

“Masing-masing kecamatan diterjunkan 3 orang,” ungkap Sadi di sela pemeriksaan pada hewan kurban yang berlokasi di Masjid Jamik (Solihin) Kayuagung. Sabtu (1/8/2020).

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya baru saja melakukan pemeriksaan pada hewan yang sudah disembelih.Yang dicek jeroan merah seperti : jantung paru-paru, hati dan limpa.

“5 sapi yang sudah di cek. Hasilnya sudah bisa dilihat seperti hati, adakah kerusakan. Cacing hati tidak ada. Saat pemeriksaan anatomi, semuanya normal. Sebelum dipotong (saat hewan hidup) kita periksa keadaannya sehat semua. Artinya hewan kurban tersebut layak dikonsumsi,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Drh Rofinra dan Hendy menambahkan, pihaknya melakukan pemeriksaan Antemortem dan Postmortem.

Dijelaskannya, pemeriksaan antemortem merupakan pemeriksaan pada hewan sebelum disembelih, kondisi hewan secara fisik saat hidup.

“Kalau suhu panas tidak mungkin disembelih atau kalau ditemukan sakit akan ditolak untuk disembelih,” terangnya.

Sedangkan, Postmortem tambahnya merupakan pemeriksaan setelah penyembelihan, atau otopsi pada jeroan merah dan jeroan ijo meliputi,  isi perut dari kerongkongan sampai ke anus (Saluran pencernaan)

Imbuhnya, Intinya di limpa, kalau pembengkakan ciri-ciri antraks. Penting pada bagian limpa tersebut karena merupakan kelenjar pertahanan.

“Untuk OKI, selama 3 tiga hari pemeriksaan hewan kurban dilakukan karena masih berproses pemotongan,” jelasnya.

Pemeriksaan Ini masih kata Rofinra,  tujuannya supaya pangan itu, ASUH (Aman,Sehat, Utuh dan Halal), artinya, aman bebas dari penyakit, virus dan parasit contoh cacing.

“Aman ini lebih fokus manfaatnya kekonsumen jadi kita tidak was was lagi,” imbuhnya.

Utuh artinya biasanya dicampur misalnya daging itu murni daging sapi tanpa ada kecurangan (daging celeng). Sedangkan H bermakna Halal sesuai syariat Islam proses pemotongannya.

Pada kesempatan itu Sadi berikan tips bagi masyarakat yang belum langsung mengolah daging kurban tersebut.

“Kalau seandainya daging itu belum mau diolah/masak harus di freezer atau dibekukan (daging beku), bukan disimpan di kulkas biasa,” terangnya.

Ditambahkannya, lebih baik daging tersebut direbus dulu,”daging merupakan media baik untuk bakteri, karena cepat rusak,” jelasnya.

Selain itu ia menghimbau pada masyarakat Kalau mau berkurban. Usahakan sapi yang mau dikurbankan itu yang mana. Dan sudah ada di panitia seminggu sebelumnya pelaksanaan pemotongan.

“Kita bisa terjunkan petugas, layakkah dikonsumsi. Sapi minimal 2 tahun umurnya. Domba atau kambing minimal satu tahun  berdasarkan syariat islam,” pungkasnya. ***