TAPANULI SELATAN, metro7.co.id -Peluncuran Buku berjudul Ugar Dohot Ulaon Ni Halak Batak Toba yang ditulis St. Drs. MP Sianturi berlangsung penuh dengan khidmat pada Minggu (20/8/2023) kemarin, bertempat di Restoran Koki Sunda Jalan Hasanuddin Kota Medan.

Acara peluncuran buku dimulai dengan ibadah yang dihantarkan Pdt Robert Silaban, MTh dan diiringi Paduan Suara Consolatio. Rangkaian peluncuran buku ini berjalan penuh dengan khidmat dan sukacita.

Buku setebal 142 halaman berisikan berbagai hal beragam dalam kehidupan Adat Budaya Batak Toba. Drs. St. MP Sianturi selaku penulis menyampaikan bahwa buku ini menghantar para pembaca untuk mengetahui Ugari/kebiasaan dan adat Batak Toba termasuk makna filosofis yang terkandung dalam berbagai ritus adat yang dilakukan.

“Berbagai ritus adat Batak Toba yang diterangkan dalam buku ini seperti Partuturon termasuk di dalamnya pengertian dan berbagai hal terkait partuturon (Tutur Sapa Dalam Orang Batak Berdasarkan Silsilah atau Marga), parjambaran (Salah satu bagian yang tidak terpisahkan ketika melaksanakan adat), ulos baik ulos herbang maupun ragam ulos herbang, juga umpama dan umpasa (pantun),” terangnya.

Menariknya, buku ini juga memuat berbagai hal dalam ulaon adat seperti martonggo raja/ria raja, marhata adat/marsinabung, mangaririt/martandang, marhori dinding, marhata husip / marhusip, Martumpol, marhata sinamot laos marpudun saut, termasuk pamasu-masuon dohot ulaon unjuk mulai dari pamasu-masuon, ulaon adat marunjuk / mangadati, partording ni parmasuk tu gedung/alaman, marsipanganon dohot marbagi jambar, manjalo tumpak, marhata dohot pasahat ulos.

Ulaon sadari (paulak une dohot tingkir tangga), mangalu, manuruk-nuruk, pasahat sulang-sulang pahompu, pasahat ulos tondi, pajaehon anak dohot boru, maresek-esek ; manaruhon aek ni unte, ulaon tardidi dohot pasahat ulos parompa, marebatebat (paebathon ianakhon), paampuhon marga, mangain, mangadopsi ; anak/boru, paampuhon/paabinghon marga, mangain ; anak/boru, mangadopsi ; anak/boru, manulangi Tulang, ulaon malua sian panghangkungi, mamasuhi jabu sibaganding tua, manulangi dohot pasahat ulos matua, pasahat ulos matua, sulang-sulang pomparan, sulang-sulang saompu(martumbur arang), sulang-sulang hapunjungan (tohon-tohonan),dan sulang-sulang hariapan.

Bukan hanya dalam ritus sukacita, buku ini juga berisikan ritus adat dukacita atau ulaon arsak ni roha seperti mareme na bibi, mate di papan dohot mate di lampin, mate dakdanak, mate ponggol/matipul ulu, mate punu, mate mangkar, mate sari matua, mate saur matua, mate saur matua mauli bulung, mangungkap hombung dan manambak dohot manuan ompu ompu termasuk mangongkal holi/panangkok saring saring ni natua-tua.

Dalam peluncuran buku ini, dimulai dengan penampilan Cisilia boru Siagian yang secara khusus datang dari Laguboti dengan “Andung Sori ni Ugari” diiringi oleh penampilan sulim Marsius Sitohang dan prolog oleh Manguji Nababan.

Andung Cisilia sarat dengan ungkapan harapan dan kerinduan untuk tetap mempertahankan adat dan budaya batak. Beberapa audiens kelihatan menitikkan air mata merasakan kerinduan yang sama atas pergumulan untuk tetap mempertahankan “Ugari” yang telah diwariskan turun temurun di tengah komunitas Batak Toba.

Salah Satu Tokoh Masyarakat dari Sumut, Dr RE Nainggolan dalam kata sambutannya, menyampaikan apresiasi bagi penulis yang telah menerbitkan buku yang sangat penting, bernilai dan mendalam.

“Kami sangat apresiasi karya dari bapak St. MP Sianturi melalui tulisannya dalam buku ini yang telah memberikan legacy menjadi pegangan bagi masyarakat khususnya di generasi muda di masa mendatang,” katanya.

Sementara, St Prof Dr Albiner Siagian MSi, ketua Yayasan Pelestari kebudayaan Batak, yang juga Rektor IAKN Tarutung, dalam sambutannya menyampaikan rasa sukacita atas terbitnya buku ini, yang dituangkan dalam Bahasa Batak Toba. Apalagi, menurutnya, penutur dan pemakaian bahasa Batak sudah berada dalam posisi yang cukup mengkhawatirkan.

Bukan saja di perantauan, bahkan di kalangan pemakai Bahasa Batak di Bona Pasogit juga sudah mulai mengalami penurunan penutur Bahasa Batak Toba.

Ia juga menyampaikan betapa buku ini sangat berharga untuk mendalami secara prinsip dan filosofi berbagai ragam rupa ritus adat budata Batak Toba. “Baik sukacita maupun dukacita,” ucap Albiner.

Kemudian dalam kesempatan yang sama , Tokoh Muda Kristen, Darwin Sitompul yang juga ketua DPD GAMKI Sumut juga menyampaikan apresiasinya atas terbitnya buku ini.

Ia mengharapkan, generasi milenial sekarang tetap harus mengetahui dan juga tetap harus larut dalam makna adat budaya sehingga insan muda tetap mempunyai identitas asli dari mana dia berasal.

“Saya juga mengapresiasi penulis, yang dalam usia 78 tahun masih bisa produktif untuk berkarya dalam menulis buku, sebagai warisan intelektual yang tidak lekang oleh waktu,” kata Darwin.

Inilah profil St Drs Ungkap MP Sianturi. lahir di Lintong ni Huta pada 17 Agustus 1945, menamatkan sekolah SD, SMP dan SMA di Pematang Siantar, selanjutnya melanjutkan pendidikannya ke Akademi Pelayaran Medan dan berkarir di UP I Pertamina Pangkalan Brandan di Pangkalan Susu, Langkat. Pada tahun 1969 menikah dengan Siti Odor Lumbantoruan dan telah dikarunia 1 orang anak laki-laki, 9 orang anak Perempuan, 27 orang pahompu/cucu, dan 6 orang cicit. Ia sekarang menikmati masa pensiunnya di kota kecil Pangkalan Susu, Langkat.

Dalam acara yang dipandu Dr Pantas Silaban ini, turut hadir dan memberikan sambutan sahabat penulis mantan gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin Silaban, Ir.Marolop Nainggolan MA,akademisi Prof Himsar Ambarita, Jadi Pane, MM birokrat/Inspektur Pempropsu Lasro Marbun, Sekum PGI Pdt Dr Eben Siagian, Drs Jhon Edward Siagian, Pdt Toho Sinaga dari keluarga besar Sianturi dan keluarga besar Sihombing serta berbagai undangan dan tokoh lainnya. Bagi yang berminat Buku tersebut dapat menghubungi 085276167726, 085361060134 Atas nama Tasya Siagian dan Bonardo Marpaung. ***