PANDEMI Covid 19 sekarang sudah “meracuni” berbagai lini dalam kehidupan. Selain sektor yang bersifat ekstrinsik dalam kehidupan seperti sektor pendidikan juga mempengaruhi unsur intrinsiknya seperti karakter dan tingkah laku. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut timbul sejak penetapan pembelajaran daring yang mana mengharuskan pembelajaran dilaksanakan dirumah.

Hal tersebut memicu terjadinya krisis komunikasi antara anak, dari krisis komunikasi tersebut dikhawatirkan akan menjadi krisis yang berkepanjangan sampai pada tahap gagap sosial. Gagap sosial yang dimaksud adalah berkurangnya aktivitas berhubungan atau interaksi antara sesama manusia dalam hal ini adalah anak-anak. Terlebih pada masa sekarang teknologi semakin canggih dengan adanya HP dan juga anak zaman sekarang rata-rata juga sudah mempunyai HP dan suka memainkannya.

Oleh sebab itu penulis menawarkan model pembelajaran Collaboration Skill dalam pembelajaran Abad 21 dalam menjawab masalah ini dengan indikator model pembelajaran 1) menampilkan keterampilan dalam bekerjasama serta mampu beradaptasi dalam berbagai peran dan dapat bertanggung jawab, 2) Empati dan saling hormat-menghormati perspektif berbeda. Hal tersebut dapat berjalan walaupun di masa pandemi dengan pembelajaran daring.

1) Bekerjasama. Fokusnya pada fase ini adalah bagaimana caranya guru sebisa mungkin dapat meminta anak untuk dapat tampil bekerjasama. Walaupun tidak dengan teman sekelasnya karena pembelajaran dilakukan secara daring, tetapi sebagai objek bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah karya bisa meminta saudara, orang tua, ataupun teman sebaya disekitar. Yang mana sebagai buktinya bisa ditampilkan berupa video dengan hasil karya yang dibuat (sesusai mata pelajaran). Beradaptasi dan bertanggung jawab adalah sambungan dari tahap bekerjasama tadi, untuk bekerjasama anak secara langsung dapat mengembangkan jiwa sosial yang ditandai dengan mampunya anak untuk beradaptasi dengan siapa saja dan dapat bertanggung jawab. Tidak lepas dari jelasnya instruksi dari guru dan pengawasan orang tua.
2) Empati dan saling menghargai, pada fase ini dalam Collaboration Skill bisa ditandai dengan pembiasaan untuk mengucapkan kalimat pujian, itu adalah salah satu awal bentuk yang positif kita ajarkan kepada anak. Artinya pada setiap hasil karya yang dihasilkan bersama dengan teman itu harus adanya sifat saling memuji dan apabila ada perbedaan pendapat itu dapat saling menghargai bukan saling menyalahkan.

Jadi pembelajaran abad 21 model Collaboration Skill ini terlihat sederhana tetapi manfaatnya itu sangat terasa apabila ini menjadi pembiasaan penanaman bagi anak untuk menangkal gagap sosial mulai dari anak di usia dini sampai seterusnya dalam menjawab tantangan pembelajaran non tatap muka di era pendemi covid-19. Karena pada prinsipnya ilmu tanpa akhlak atau karakter yang baik itu bagaikan makanan tanpa garam terasa hambar.[]

 

Biografi singkat penulis
Nama : Muhammad Majdi, M.Pd
TTL : Haruai, 08 Oktober 1994
Pendidikan Terakhir : S2 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Bekerja : Dosen STIQ Amuntai
Email : [email protected]
No HP : 085648818132