Oleh : Rhimbawani Nuhun

MENJADI anak pertama, kedua dan seterusnya bukanlah hal yang bisa kita pilih. Sebab, adalah takdir yang bahkan sudah ditetapkan sebelum manusia itu dilahirkan.

Namun bagaimana dengan seorang anak pertama, dengan beban yang tak sedikit yang dialami. Baik dia laki-laki maupun perempuan dengan tanggung jawab begitu sangat fenomena dirasakan. Tentunya dari berbagai peristiwa tersebut dapat memberi banyak pelajaran dalam kehidupan anak pertama.

Di dalam kehidupan, kita sebagai anak pertama selalu menjadi manusia yang bisa diandalkan oleh orang tua dan keluarga lainnya.

Tapi terkadang, anak pertama itu sedikit tertekan untuk bertindak baik dan tidaknya melakukan kesalahan. Jika hal itu menekan kita, ingatlah kita adalah anak yang dibanggakan dalam sudut pandang orang tua.

Sebab, kita adalah kakak yg bisa mengayomi adik-adik dibawah kiya dengan memberikan pencerahan serta edukasi apa yang mereka belum memahami misalkan dalam aspek ilmu pengetahuan. Sehingga kita pun tak sendiri untuk menjadi orang yang berhasil pada pandangan orang tua.

Sebagai anak pertama juga memiliki adik, kita harus terlihat tegar dan kuat walaupun banyak tekanan yang silih berganti menjadikan rol aktivitas kita menjadi manusia yang lemah. Tetapi kelemahan, ketikmampuan, dan kesedihan kita tak bisa mengungkapkan di hadapan mereka, karena tak mau membebani mereka. Hal ini membuat kita menjadi anak yang mandiri dan tak mudah untuk kata-kata.

Anak pertama harus dididik dengan pengasuhan yang sangat tegas. Ketegasan seperti itu ditunjukan untuk menciptakan anak-anak yang tahan banting dan tidak manja.

Ada kalanya anak pertama, yang cukup cuek dan pendiam. Bukan karena tak ingin berbicara, kita hanya tak suka berdebat jika tujuannya hanya ingin menarik perhatian saja. Bagi kita, sikap dan perilaku adalah pembuktian yang paling baik untuk didominasi.

Olehnya itu, perspektif eskatologi menerka masa depan, kita pun akan percaya bahwa sebuah pembuktian, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi usaha dan doa adalah stimulasi besar untuk mendobrak pintu kesuksesan.

Di Indonesia, Siapa yang tidak kenal dengan sejarah Ibu kartini dalam memberikan kontribusi kemerdekaan, siapa juga yang tidak kenal dengan Presiden ke 5 yakni Megawati Soekarno Putri, dalam bait-bait sulit kehidupan pun mampu dilewati oleh mereka yang membawa cita perempuan dalam perjuangan.

Dari sini kita bisa lihat bawa pentingnya anak pertama sekalipun dia perempuan, tetapi perjuangan untuk memerdekan keluarga adalah hal yang wajib dan penting untuk kita lakukan.