Oleh : Roudlotul Masruroh, Mahasiswi Pemikiran Politik Islam UIN Sunan Ampel Surabaya

Gaya hidup lingkungan sekitar kita sedikit demi sedikit mengalami beberapa perubahan di dalamnya, yang membuat kita merasa seperti hidup di tengah-tengah masyarakat, tetapi tidak merasakan adanya kegiatan kemasyarakatan. Mungkin, beberapa dari kita tidak menyadari tetapi itulah kenyataannya. Atau bahkan kita sendiri pelaku dari individualitas?

Gaya hidup individualisme yang terjadi di masyarakat merupakan salah satu contoh dari modernisasi, perilaku acuh tak acuh dan mementingkan kepentingannya sendiri merupakan hal yang dapat merubah tatanan masyarakat baik sosial, budaya dan agama.

Dari persepsi tersebut kecenderungan masyarakat sebelum ada perubahan menuju modernisasi, masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih membangun kesejahteraan dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan yang menjadikan lingkungan lebih makmur dan aktif dari kegiatan-kegiatan masyarakatnya.

Padahal ini yang dimaksudkan dengan hidup gotong royong, ramah tamah, berbondong-bondong membangun masjid, membersihkan kampung, shalat berjamaah, kegiatan karang taruna. Lain halnya dengan sekarang dapat diambil contoh sebagai berikut:

1. Gotong royong dalam hal sosial seperti pos ronda untuk menjaga keamanan kampung yang dianggap tidak efisien dalam memanfaatkan waktu dan lebih memilih memperkerjakan Satpam komplek untuk menjaga keamanan.

2. Perilaku ramah-tamah yang dilakukan masyarakat seperti halnya peduli terhadap sesama dan menolong ketika melihat seseorang terkena musibah. Mungkin sekarang jarang ditemui dan bahkan hilang karena kebanyakan dari masyarakat mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan sosial.

3. Dalam hal shalat berjamaah yang apabila terdengar suara azan masyarakat berbondong-bondong shalat berjamaah, dengan kesibukan kerja masing-masing dan mereka lebih memilih untuk shalat sendiri karena menurut mereka waktu adalah uang.

4. Kegiatan kepemudaan yang setiap acara besar mengadakan perlombaan yang tujuannya untuk menjalin silaturahmi antar masyarakat sekitar tapi semua kegiatan itu perlahan hilang karena kebanyakan pemuda lebih aktif bersosial media dengan gadget dan segala kegiatan dilakukan secara virtual.

Hal-hal demikianlah yang biasanya menjadi sebuah problem masyarakat dalam hal sikap individualisme yang seharusnya masyarakat tolong-menolong, membantu satu sama lain, kini menjadi bersikap sendiri-sendiri dan tak peduli dengan lingkungannya.

Bahkan tidak hanya dalam konteks sosial masyarakat dalam hal beribadah pun mereka lebih suka individu seperti halnya enggan shalat berjamaah dikarenakan meminimalisir waktu dan terlalu sibuk untuk itu. Apalagi di era sekarang lingkungan lebih mendukung untuk masyarakat menjaga jarak demi kebaikan bersama tetapi hal tersebut malah membuat masyarakat menjadi takut untuk bersosialisasi. Dalam hal ini tidak ada yang harus disalahkan mereka memilih aktivitasnya sendiri.

Dalam hal untuk merubah gaya hidup individualisme itu ialah diri kita sendiri bagaimana cara kita untuk memberi dampak positif dalam lingkungan dengan membangun kerjasama gotong-royong sesama manusia dimulai dari hal kecil dan dari orang terdekat, setidaknya kita telah mengurangi sikap individualime di masyarakat.*