Drs Argianto,MM
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Bartim
Tamiang Layang — Penyebaran dan pemerataan guru hingga kini masih menjadi masalah. Kebanyakan, para pendidik terpusat di sekolah-sekolah di Kota Tamiang layang dan sekitarnya. Dengan kondisi ini, banyak dampak yang dirasakan oleh sekolah pinggiran atau berada di pelosok pedesaan yang jauh dari Kota Kabupaten Bartim tersebut.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat berjanji, akan membenahi sistem penempatan guru ini. Apalagi tidak ada alasan bagi guru untuk tidak siap ditempatkan di wilayah manapun karena terikat janji ketika dia baru menjadi CPNS.
Langkah pertama yang dilakukan oleh Disdikpora adalah, melakukan inventarisasi atau pendaftaran guru se- Bartim. Kemudian, mempelajari pemetaan tugas para guru disekolah. Diakui oleh kepala Disdikpora Kabupaten Bartim, Argianto, penumpukan guru di Ibukota Kabupaten itu menjadi sorotan masyarakat.
“Akibatnya, ada sekolah di pinggiran atau pelosok pedesaan yang mengalami kekurangan guru pengajar di bidang studinya. Tak hanya itu, persoalan lain dari penumpuknya guru diKota Tamiang Layang, kekurangan guru selalu saja terjadi. Sebalik, terjadi kelebihan guru di bidang studi di satu sekolah karena adanya penumpukan guru itu,” imbuhnya,  beberapa waktu lalu.
Tidak dipungkiri juga, ungkap Argianto yang baru menjabat sebagai Kepala Disdikpora, sebagian guru yang semula ditugaskan di pelosok pedesaan, meminta mutasi untuk mengajar di perkotaan.
Argianto juga mengintruksikan kepada Kepala Sekolah, untuk melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kinerja guru. “Jika guru tidak disiplin sehingga mengganggu jalannya proses belajar mengajar di sekolah, bahkan output dari prose situ tidak sesuai dengan harapan, Kepala Sekolah dapat memberikan catatan. Untuk selanjutnya, memberikan sanksi atau tindakan kepada guru yang bersangkutan,” tegasnya. (Metro7/M Jaya)