BANJARMASIN – Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyampaikan, Kasus Corona dari segi ekonomi diliat dari jalur perdagangan dan produksi sudah pasti melalui jalur investasi dan juga melalui kegiatan yang terkait dengan pariwisata.

“Karena kita ketahui bahwa China itu merupakan pemasok bahan baku bagi banyak negara,” katanya saat pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Jum’at (6/2/2020) bertempat di Mahligai Pancasila kota Banjarmasin.

Dijelaskannya, melihat resiko ini tidak panjang diperkirakan akan berakhir di semester pertama tahun ini setelah turun tekanannya ada di bulan pertama dan akhirnya kembali ke jalur normalnya di semester kedua inilah yang dilihat secara global oleh karena itu memang semua negara akan terkena termasuk Indonesia.

Dody menambahkan, melalui empat jalur dari perdagangan, investasi dari produksi dan juga dari pariwisata, bagi Indonesia melihat ekonomi, bank Indonesia tahun 2020 dari 5,1 sampai 5,5 rangenya menjadi 5 persen sampai dengan 5,4 persen, artinya ekonomi mungkin akan terkoreksi ke bawah di semester satu membaik sedikit semester kedua.

“Ini merupakan gejala yang sama di seluruh negara, jadi kita melihat ini jangan hanya dalam konteks di Indonesianya melemah, ini memang terjadi serempak di semua negara,” katanya lagi.

Terpenting disebutnya adalah apa mitigasi, apa kebijakan yang diambil secara nasional untuk menahan ekonomi tidak melemah lebih dalam.

Bank Indonesia diakuinya sudah melakukan kebijakan yang sifatnya stimulus dengan memotong suku bunga kebijakan tambahan dua puluh lima basis poin pengurangan nol koma dua puluh lima persen dilakukan di minggu yang lalu.

Harapannya, pelaku ekonomi jangan kehilangan confidence, jangan kehilangan keyakinan kepercayaan bahwa ekonomi Indonesia makin tumbuh, memang melambat tapi kemudian membaik di semester kedua, confidence harus dijaga oleh karena itu nanti BI akan banyak komunikasi kepada masyarakat penerima melalui media, bagaimana melihat outlet kedepannya prospek ke depannya yang lainnya tentunya adalah melanjutkan apa saja yang telah dilakukan selama ini.

Terkait kenapa inflasi masih tinggi di 2019 meningkat dari 2018, upaya ini tentunya nanti Bank Indonesia melalui forum TPID akan terus menggiatkan langkah langkah tentunya menjaga inflasi, khususnya inflasi di pangan, yang lainnya peran Bank Indonesia akan diteruskan dari sisi UMKM.

Pihaknya juga melakukan inklusif ekonomi yang melibatkan banyak pelaku ekonomi untuk memajukan perekonomian daerah.

Selain itu dari sisi ekonomi syariah tentunya pengembangan penguatan ekonomi keuangan syariah akan diteruskan.

“Terakhir tentunya Bank Indonesia punya tugas utama melakukan kajian, terlebih kita akan bermitra dengan pemerintah daerah terkait apa pandangan Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan dalam meningkatkan sumber baru untuk pertumbuhan ekonomi,” pungkas Dody. (metro7/nrl)