BANJARMASIN, metro7.co.id – Hingga kini, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Selatan belum mempunyai tempat rehabilitasi untuk para korban pengguna Narkotika.

Fakta ini diungkap Kepala BNN Provinsi Kalimantan Selatan, Brigjen Pol Wisnu Andayana SST Mk saat menggelar press release beberapa waktu yang lalu, Rabu (27/12).

“Saat ini kita masih belum memiliki balai rehabilitasi. Balai rehabilitasi itu sangat diperlukan, karena ketika ada masyarakat yang direhab, mereka harus dikirim ke provinsi lain. Hal itu tentu akan berpengaruh pada penyembuhannya,” kata dia.

Brigjen Pol Wisnu Andayana mengatakan, Kalimantan Selatan masih dalam status darurat penyalahgunaan Narkotika sehingga urgensi terhadap balai rehabilitas itu semakin tinggi karena setiap tahunnya para korban yang harus direhab selalu meningkat.

Lantaran tak adanya balai rehabilitasi, sementara ini pihaknya pun terpaksa merehab para penyintas di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum.

“Namun, karena bergabung dengan rumah sakit, pengawasan kami pun tidak seketat pengawasan di balai rehab, akan ada potensi pasien rehab kabur,” ujarnya.

Brigjen Pol Wisnu Andayana berharap ada sinergi dan kolaborasi dari instansi terkait lainnya yang bisa membantu membangun balai rehab, setidaknya dengan adanya balai rehab itu bisa membantu mengurangi masyarakat yang terpapar narkoba.

Kendati demikian, dengan minimnya anggaran yang disediakan untuk BNNP Kalsel, dari segi penanganan di 2023, Wisnu mengakui masih banyak peningkatan terutama kesadaran masyarakat dalam pencegahan narkotika.

Terbukti dari banyaknya permintaan tes urine yang terus meningkat, jika dibanding tahun sebelumnya, permintaan tes urine ini masih terbilang sedikit karena masyarakat yang takut.

“Kami jelaskan kepada mereka, yang positif tes urine itu belum tentu tersangka, bisa jadi mereka hanya korban yang perlu direhab, lantas permintaan tes urine pun mengalami peningkatan,” sebutnya.

Wisnu mengatakan ada 1,7 persen pengguna narkoba dari keseluruhan penduduk yang ada di Kalimantan Selatan. Namun jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk rehabilitasi dan pencegahannya, Kalimantan Selatan juga banyak mengalami peningkatan.

Lebih lanjut, Brigjen Wisnu mengungkapkan, peredaran Narkotika yang masuk ke wilayah Kalsel tak hanya melalui Malaysia saja, namun juga dari wilayah selatan melalui jalur pelabuhan.

“Apalagi bibir pantai kita banyak, tetapi di sana tidak ada otoritas, kalau di pelabuhan saja masih mending, tapi ini ada sandar ke pantai yang tidak ada pelabuhannya, beberapa ada yang masuk lewat jalur itu,” katanya.

Selama rilis akhir tahun berlangsung, Brigjen Wisnu beberapa kali menyinggung terkait dengan tidak adanya balai rehab di Kalsel, anggaran masih minim serta gedung yang masih meminjam.

“Saya mengharapkan Pemerintah Provinsi Kalsel dapat membantu BNNP Kalsel untuk memberantas Narkotika yang ada di Kalsel,” pungkasnya.