BANJARMASIN, metro7.co.id – Gapensi Kota Banjarmasin, beranggota sekitar 900 anggota yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi dan pengadaan barang. Pada saat kondisi pandemi terpukul karena banyak proyek yang mestinya dananya utuh, dipotong sebagian.

Demikian diungkapkan Senior Gapensi H. Tajuddin Noor, saat diminta komentarnya perkembangan yang dirasakan saat ini.

Tajuddin merupakan Mantan Sekretaris Gapensi Kota Banjarmasin dan di Kadin Kalsel pernah menjadi Wakil Ketua bidang perbankan.

“Sehingga tadinya porsinya cukup, sehingga porsinya terkurangi. Sementara persaingan di dunia usaha semakin ketat,” katanya.

Dikatakan, pengusaha anggota Gapensi ada yang merupakan pendatang baru, tidak bisa berkembang. Yang bisa bertahan, juga hanya bisa memelihara yang ada. Untuk mengembangkan lebih jauh, agak sulit.
Untuk ekonomi, diakuinya Pemerintah berusaha untuk meningkatkan ekonomi rakyat, dengan peningkatan UKM dan lainnya.

“Tapi di dunia usaha. Karena jasa konstruksi ini begitu dapat pekerjaan, langsung menciptakan lapangan kerja. Artinya, ada proyek bisa direkrut seratus dua ratus. Tapi kalau sekian ratus proyek mereka dapat, ribuan yang terakomodir,” Tajuddin menambahkan.

Di Gapensi, anggota yang membangun gedung harus memiliki SIUJK atau Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi. Sehingga sebagai Anggota Gapensi, ada sertifikat badan usaha, sesuai dengan great dengan kemampuannya dan pengalamannya. Sehingga jika tidak memiliki SIUJK, secara teknis tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kalau lengkap, Gapensi akan mempertanggungjawabkan.
Katanya, seperti membuat jalan desa dengan panjang dan tingginya, ada analisa perhitungan. Sehingga kalau bukan anggota Gapensi, tidak tahu dan main raba.

Kepala Desa yang ingin membuat sebuah proyek, diharapkan paling tidak ada semacam konsultasi. Maka pihaknya bisa memberikan arahan.

“Syukur-syukur ada permintaan untuk minta bantuan dan itu lebih baik sebenarnya. Tapi kalau kita intervensi ke sana, khawatirnya kita terlibat jauh. Karena Pemerintah ingin menggalakkan ekonomi desa. Supaya sirkulasi uang di desa betul-betul berjalan,” pungkasnya. ***