BANJARMASIN, metro7.co.id – Sebagai aksi nyata Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalsel bersama Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar kegiatan “Pasar Murah dan Temu Responden 2022”, Senin (14/11).

Sinergi ini bertujuan melindungi masyarakat dari dampak lanjutan (second round effect) penyesuaian harga BBM, melalui skema subsidi harga agar masyarakat bisa memperoleh bahan pangan strategis dengan harga lebih murah.

Turut dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Banjarmasin, kegiatan ini juga didukung 90 pedagang dari berbagai skala usaha, mulai dari pasar swalayan, pedagang eceran, pelaku industri kreatif, hingga UMKM se-Kota Banjarmasin.

Lebih dari 3.000 pengunjung turut berbelanja dan meramaikan kegiatan yang bertempat di Lapangan Taman Kamboja, Banjarmasin ini.

Kepala Perwakilan BI Kalsel, Imam Subarkah mengatakan Banjarmasin adalah penyokong utama ekonomi dan potret inflasi Kalsel.

Hal itu tercermin dari pangsa ekonomi Kota Seribu Sungai yang mencapai 17,88 persen dari total perekonomian Kalsel, serta pangsa Nilai Konsumsi (NK) yang mencapai 83,40 persen dari total NK Kalsel.

Kegiatan pasar murah secara masif selama dua bulan terakhir telah mampu meredam tekanan inflasi usai penyesuaian harga BBM.

Inflasi Banjarmasin pada Oktober 2022 sebesar 0,28 persen (mtm), jauh lebih rendah dibanding September 2022 sebesar 1,56 persen (mtm).

Inflasi Banjarmasin yang kian terkendali turut menurunkan tekanan inflasi Kalsel, dari semula 1,42 persen (mtm) pada September 2022, menjadi 0,25 persen (mtm) pada Oktober 2022.

“Ke depan, risiko tekanan inflasi akan tetap ada, sehingga memerlukan upaya yang lebih serius melalui operasi pasar jelang Natal dan Tahun Baru, Kerja Sama Antar Daerah (KAD), dan subsidi ongkos angkut untuk menjaga kelancaran distribusi pasokan, khususnya pada komoditas pangan bergejolak seperti beras, daging sapi, kedelai, gula, bawang merah, dan aneka cabai,” ujar Imam Subarkah.

Selain itu, mendorong produksi pangan unggulan seperti daging dan telur ayam agar bisa mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat, serta memperkuat komunikasi efektif lewat TPID guna menjaga ekspektasi inflasi masyarakat untuk memastikan inflasi agar kembali ke kisaran sasaran 3±1 persen pada 2023.

Senada dengan itu, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, mengapresiasi BI atas dedikasi, upaya, dan sinergi pengendalian inflasi yang telah dan akan terus dilakukan.

Melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, pihaknya telah melakukan 6 (enam) kali kegiatan Pasar Murah, dan hingga akhir tahun akan dilakukan 20 (dua puluh) kali lagi guna melindungi warga dari dampak kenaikan harga-harga.

“Supaya dampaknya terasa masif, upaya pengendalian inflasi wajib dilakukan secara bersinergi, seperti halnya hari ini,” kata Ibnu Sina.

Pihaknya juga mengapresiasi upaya BI dalam memantau aktivitas perekonomian dan dinamika harga lewat berbagai survei, serta mengajak responden BI untuk menjaga kualitas data dan informasi demi melahirkan kebijakan yang tepat dan akurat.

Pada kesempatan ini juga diberikan penghargaan kepada responden terbaik BI, penyerahan undian berhadiah kepada pengunjung, penukaran Uang Rupiah, serta dimeriahkan oleh hiburan panggung rakyat dengan penyanyi dangdut lokal, Adiez Momo.

Ke depan, sinergi kebijakan antara Pemerintah Daerah dengan BI melalui TPID dan GNPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang ditetapkan.