BATULICIN, metro7.co.id — Mengetam beberapa papan untuk dijadikan bahan baku membuat kapal nelayan tidak merubah penampilannya, santai dan bersahabat.

Sambil mengisap rokoknya, Asran Pattah sambil menjawab pertanyaan wartawan ketika diajak ngobrol, Minggu (28/5/2023) Siang, di Desa Tanete, Kecamatan Kusan Hilir.

Itulah sosial Asran Pattah (56), ahli pembuat (Pemborong, red) kapal nelayan yang sudah dikenal sebagai pembuat berbagai jenis kapal nelayan.

“Sekarang saya lagi mengerjakan kapal pesanan pengusaha dari Kabupaten Kotabaru, dan untuk mengerjakan butuh waktu satu tahun, dengan kapasitas 250 ton,” kata Asran Pattah.

Untuk proyek ini Asran Pattah memperkerjakan enam orang pekerja masyarakat setempat dengan tugas keahlian masing-masing.

Membuat kapal nelayan bagi Asran Pattah bukan hal baru. Ayah empat orang anak ini, membuat kapal sudah ditekuninya sejak 30 lalu.

Asran Patah yang mudah diajak ngobrol menceritakan, beberapa tahun lalu dia kewalahan menerima orderan membuat kapal, sehingga mereka yang ingin membuat kapal terpaksa harus antri.

“Apalagi waktu itu, bahan baku untuk membuat kapal sangat mudah didapat,” ungkap ayah jurnalis wanita muda Desy Aulia Asran itu.

Beda dengan sekarang, menurut Asran Pattah, bahan baku sulit sekali untuk didapatkan. Bahan baku kapal — bisa kayu ulin atau kayu papan keras lainnya — didapat di daerah Bungkukan, Kabupaten Kotabaru.

Dijelaskannya, jenis kapal yang bisa dibuat Asran Pattah adalah perahu kano, sejenis kapal tradisional yang masih digunakan oleh para nelayan sampai saat ini.

Selain itu, Asran Pattah juga bisa membuat kapal Purse Seine. Jenis kapal ini secara khusus dirancang dan dibangun untuk digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis Purse seine atau sering juga disebut pukat cincin. Sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan mengangkut hasil tangkapannya. *