SANGGAU, metro7.co.id – Demam Berdarah Dengue (DBD) kian merebak, di Kabupaten Sanggau Dinas Kesehatan Sanggau mencatat sampai pada 31 Oktober 2023 terdapat ada 156 kasus DBD ditemukan, dari jumlah penderita DBD tersebut 6 orang dinyatakan meninggal dunia.

Jumlah penderita DBD itu terus bertambah, di Kabupaten Sanggau kasus DBD banyak ditemukan di Kecamatan Kapuas.

Marlina, Kabid P2P Dinkes Sanggau, Minggu (4/11) mengatakan, Dinkes Sanggau melalui puskesmas telah melakukan fogging masal di seluruh wilayah yang ada di Kecamatan Kapuas, dengan tujuan untuk mebasmi penyebaran nyamuk penyebar DBD.

Marlina menyebut, untuk pelaksanaan fogging Dinas Kesehatan Sanggau melakukannya melalui puskesmas, karena menurutnya dana yang ada untuk melakukan fogging diserahkan ke pihak puskesmas.

“Jadi untuk fogging sudah diserahkan ke puskesmas dan nantinya mereka yang akan menggandeng stekholder untuk bersama-sama melakukan fogging,” ujarnya.

Meski begitu kenyataan di lapangan berbeda, bayak kawasan di Kecamatan Kapuas belum dilakukan fogging, sehingga membuat masyarakat melakukan fogging mandiri.

Selain melakukan pengasapan secara swadaya atau mandiri tersebut dilakukan pada tempat-tempat yang kerap menjadi sarang nyamuk.

Seperti saluran pembuangan air, pekarangan, celah antara rumah serta didalam rumah warga serta juga melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan.

Ketua RT 4, Kelurahan Ilir Kota, Solihin mengatakan, warga melakukan pengasapan, karena sudah ada beberapa kasus demam berdarah di wilayah ini. Namun sampai hari ini belum ada melakukan fogging sehingga warga berinisiatif melakukan pengasapan secara mandiri.

“Untuk fogging ini warga secara swadaya mengumpulkan dana untuk membeli bahan-bahan untuk melakukan pengasapan karena semakin meningkatnya penderita DBD di wilayah kami. Jadi warga berinisiatif melakukan ini karena belum adanya Poging yang dilakukan Pemerintah dalam rangka pencegahan sementara,” katanya.

Terpisah, Ketua Pemuda Muhammadiyah Sanggau, Romy Sahman menilai, Pemerintah Kabupaten Sanggau belum benar-benar serius menangani masalah DBD yang semakin meningkat di Sanggau.

“Kasus DBD ini peningkatannya sudah hampir lima kali lipat kalau berkaca dari kasus tahun 2022 yang kasusnya berjumlah tiga puluh empat penderita serta tidak ada meningga dunia. Ini menandakan pemerintah sanggau gagal melakukan penanganan penyakit DBD yang sedang marak terjadi,” kata Romy.

Dengan situasi sekarang ini lanjut Romy, seharusnya pemerintah serius bekerja menekan kasus DBD jangan sampai lebih banyak korban. Keseriusan itu menurut Romy, bisa dilihat jika pemerintah mengerahkan semua sumber daya dengan menetapkan status KLB DBD.

“Seharusnya sudah ada status Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD dan ada penanganan khusus yang dilakukan oleh pemda karena makin kesini kasus DBD semakin meningkat,” ujarnya.

Jika merujuk pada peraturan menteri kesehatan tahun 2010 tentang jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan dengan melihat situasi Sanggau sudah masuk kategori KLB.

“Semoga pemerintah bisa serius untuk menangani masalah kesehatan yang ada di masyarakat, sehingga tidak ada lagi kasus kematian serta visi sanggau sehat bisa diwujudkan secara nyata,” tutupnya.