Tamiang Layang – Pemkab Bartim dibikin pusing untuk dapat merealisasikan perkuliahan di Politeknik Tamiang Layang.Rencananya, dibukanya perguruan tinggi milik Pemkab Bartim pada tahun ini terganjal oleh finansial.
Pemkab harus menyediakan dana segar sebesar Rp5 miliar. Jika tidak, jangan harap Politeknik Tamiang Layang bisa dibuka menampung mahasiswa baru.Terganjalnya operasional Politeknik Tamiang Layang itu diungkapkan oleh Bupati Bartim Drs H Zain Alkim di sela-sela Pengambilan Sumpah Dewan Pendidikan Nasional Kabupaten Bartim di Kantor Bupati Bartim, Kamis (8/11) tadi.
“Semua syarat sudah dipenuhi kepada Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Tapi satu yang belum, kita harus menyediakan dana Rp5 miliar untuk bisa membuka perguruan tinggi Politeknik itu,” kata Bupati Zain Alkim.
Politeknik Tamiang Layang bakal membuka lima program studi (prodi). Di antaranya Prodi Otomotif, Pertambangan, Prodi Pertanian, dan lain-lain. Dikti mensyaratkan, satu prodi itu Pemkab Bartim yang memiliki perguruan tinggi itu wajib menyediakan anggaran operasional sebesar Rp1 miliar. “Jika dikali lima prodi, maka jumlahnya kita harus menyiapkan dana Rp5 miliar,” terang Zain.
Dikatakan Zain, urusan gedung perkuliahan sudah siap, walau sementara meminjam gedung milik Kanwil Hukum dan HAM di Tamiang Layang. Rencananya pada 2013 nanti membangun kampus Politeknik itu di kawasan Bangi Wau Tamiang Layang, ujarnya.
Karena itu, untuk bisa merealisasikan perkuliahan di Politeknik Tamiang Layang, Zain meminta partisipasi dari pihak swasta untuk membantu “defosit” dana yang disyaratkan oleh Dirjen Dikti tersebut.
“Kita coba dekati pihak swasta untuk dapat membantu permasalahan dana yang harus disiapkan untuk bisa membuka perkuliahan itu,” kata Zain.
Sebetulnya Politeknik Tamiang Layang sudah bisa menerima mahasiswa baru tahun 2012 sekarang jika usaha pertambangan batubara berjalan lancar. Krisis harga batubara dunia membuat beberapa perusahaan pertambangan di Bartim yang diharapkan dapat membantu penyediaan dana itu, tidak beroperasi lagi atau istirahat untuk sementara. “Padahal sebelumnya perusahaan tambang di Bartim itu yang kita harapkan membantu penyediaan dana untuk bisa membuka perkuliahan di Politeknik Tamiang Layang. Tapi ya itu tadi, banyak yang istirahat karena krisis harga batubara dunia,” jelas Zain. (Metro7/M.Jaya)