KENDAL, metro7.co.id – Pedagang Pasar Pagi Kaliwungu Kendal menolak rencana pemerintah terkait pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen bagi kebutuhan pokok atau sembako. Karena dikhawatirkan berdampak pada menurunnya kualitas hidup masyarakat, menurunnya kesejahteraan serta menaikkan angka kemiskinan.

 

Menurut Ketua Paguyuban Pasar Pagi Kaliwungu Kendal, H. Faisol Mukri menyebutkan, saat ini penjualan sedang menurun sehingga isu kenaikan PPN ini sudah mendorong kenaikan harga di pasar.

 

“Kami sebagai pedagang kurang setuju mengenai penerapan PPN sembako,” ujar Faisol Mukri di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Senin (14/6/2021).

 

Dikatakan Faisol, pihaknya kurang setuju dan menolak rencana tersebut, karena saat ini masih pandemi Covid 19 sehingga daya beli masyarakat juga menurun. Maka kalau pemerintah menerapkan PPN sembako dirasa waktunya kurang tepat.

 

“Semoga saja wacana pemerintah berkaitan pajak untuk sembako ini tidak terlaksana. Dan rencana ini tidak terjadi. Karena terus terang kasihan kami para pedagang,” ungkap Faisol yang juga Wakil Ketua GP Ansor Kendal tersebut.

 

Harapan kami, lanjut Faisol, kepada dinas terkait dan anggota dewan mulai tingkat daerah sampai pusat, kalau bisa rencana tersebut jangan sampai ada.

 

“Karena melihat kondisi para pedagang sangat kasihan dan waktunya juga kurang tepat,” tandas dia.

 

Sementara Itu, Miraa (35) salah satu pedagang di Pasar Pagi Kaliwungu, Kendal menuturkan, sebagai rakyat kecil dan pedagang ia keberatan jika pemerintah menerapkan PPN sembako.

 

“Kalau bisa jangan lah, penghasilan kami juga tidak seberapa. Apalagi ekonomi masih sulit juga belum stabil,” pungkasnya.[]