MALTENG, metro7.co.id – Minyak tanah (Mitan) di Kota Msohi saat ini mengalami kelangkaan. Stok mitan sering kali cepat habis. Hal ini kemudian menyebabkan masyarakat resah. Pasalnya, mitan merupakan BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kota Masohi.

Menanggapi kelangkaan tersebut, salah seorang warga Kelurahan Namaelo meminta kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Malteng. mengambil langkah untuk mengatasi kelangakaan mitan.

“Kami masyarakat berharap agar ada perhatian Pemda dalam hal ini Dinas Perindag untuk dapat mengambil sikap dan solusi untuk mengatasi langkanya mitan,” kata Sudaryono kepada metro7.co.id di Masohi, Senin (4/01/2021).

Senada dengan Sudaryono, Jubeda, warga Kelurahan Lesane juga mengungkapkan kekesalannya atas langkanya mitan di Kota Masohi. Pasalnya, dengan langkanya mitan di Kota Masohi menghambat dirinya dalam berjualan pisang goreng.

“Minyak Tanah langka di mana-mana. Kalau sudah langka seperti ini, harganya berkisar Rp 25 ribu. Padahal sebelumnya itu harganya hanya Rp 18 ribu,” ucap Jubeda kesal.

Salah seorang aktivis HMI, Ahmad Samalehu berharap ada langkah tegas dari pemerintah daerah dan DPRD Malteng untuk duduk bersama mencari solusi atas langkanya mitan di Masohi.

“Harus ada langkah tegas pemda dan DPRD dalam mengatasi persoalan langkanya mitan di Kota Masohi. Di Kota Masohi saja sudah langka apalagi di kampung-kampung. Olehnya itu saya berharap dan meminta kepada DPRD untuk memanggil pihak Pertamina untuk menjelaskan dan pihak Pertamina untuk mencari solusinya,” tegas Ahmad Samalehu.**