SULA, metro7.co.id – Hadirnya bantuan Mobil dengan tipe HILUX yang berwarna hitam telah menjadi polemik di kalangan masyarakat Desa Pelita Kecamatan Mangoli Barat dengan istilah “Untuk Dia”. Hal ini mengundang emosi warga hingga terjadi saling tuding di saat rapat mediasi bersama pihak Kecaman, pihak Desa, pihan Kube, dan Masyarakat.

Dalam konteks rapat berjalan, Amirudin La Alia selaku mantan kepala Desa Pelita sampaikan dalam forum kalau sejarah mobil itu tiba di Desa Pelita ini pertama – tama adalah Bupati sampaikan kepadanya bahwa Pak Kades, saya akan kasih mobil, jadi penyerahan mobil itu ke Amirudin selaku mantan kades.

“Jadi penyerahan mobil itu ke saya bukan ke ketua Kube yakni pak edam, tapi saya selaku kades waktu itu memberikan kepercayaan kepada pak edam selaku sopir yang menjaga dan merawat mobil itu,” jelasnya.

Lanjut Amirudin, pengurusan sampai ke sini setelah di berikan beberapa bulan, kami tidak pernah urus barang itu jangankan mau dapat mobilnya, ban nya saja pasti dapat di hutan sana.

“Persoalan Kube itu bukan cuma bergerak dalam Transportasi Desa kalau mau bergerak di bidang lain maka silahkan bikin Kube yang bergerak di bidang lain yang penting legal,” ungkapnya.

Demi menyelamatkan mobil ini yang jelas anggota Kube adalah saya sendiri dan sebenarya saya di tunjuk sebagai ketua kube oleh Dinas Perhubungan Sula tapi saya menolak itu.

“Saya menolak menjadi ketua Kube dengan alasan bahwa di waktu itu saya masih menjabat sebagai Kepala Desa Pelita dan akhirnya saya menunjuk La Ino selaku anak kandung Amirudin sebagai ketua Kube itu, saya juga katan kepada pak edam terkait administrasi maka saya dengan pak edam saling bantu di administrasinya yakni di samsat sekian, di perbubungan juga sekian dan balik nama juga dari Desa ke nama Edam Samsudin secara pribadi juga di polda sekian,” ucapnya.***