SULA, metro7.co.id –  Pasangan Calon (Paslon) Fifian Adeningsi Mus dan M Saleh Marasabesy (FAM-SAH) disambut dengan meriah dari Suku Kadai, Suku Mange, Suku Siboyo, Suku Buton, Suku Bugis, Suku Jawa, Suku Sumatra, Suku Madura dan Suku Gorontalo bahkan Suku Sula Asli, selasa (20/10/2020).

Pantauan metro7.co.id, Fifian Adeningsi Mus (FAM) saat berkampanye di seluruh desa yang ada di Kecamatan Mangoli Barat menyampaikan dalam Bahasa Kadai, Bahasa Siboyo, dan Bahasa Mange bahwa dirinya adalah Eta Sua dalam artian Perempuan Sula. Selain itu, dia juga mengaku sebagai Fina Haya dalam artian adalah Perempuan besar.

“Saya ini kan orang asli daerah ini. Jadi yang Sula asli bagaimana lagi yang harus ditunjukkan, Orang Sula asli bukan hanya Bahasa Sula saja yang harus kita tau tapi Bahasa Kadai, Bahasa Siboyo dan Bahasa Mange juga harus kita tahu. Itu baru bilang Sula asli,” ujarnya.

FAM mengakui jika Pulau Sulabesi dan Pulau Mangoli adalah saudara. Menurutnya, kedua pulau harus merebut kemenangan bersama. Sehingga kata dia, masyarakat di kedua pulau bisa saling menghargai dan saling tolong-menolong.

“Jangan seperti yang lain-lain. Mereka itu kalau sudah terpilih kemungkinan sudah tidak saling kenal lagi. Apalagi kalau tempurungnya sudah melekat dan dada sudah dapat pasti tidak kenal masyarakat lagi,” jelasnya.

Dia juga menegaskan, FAM-SAH adalah paket lengkap. Orang Buton, Orang Sula, Orang Mange, Orang Kadai, Orang Siboyo, Orang Jawa, Orang Sumatra, Orang Jawa, Orang Madura dan Orang Gorontalo bahkan Orang Tidore dan Orang Bajo ada di FAM-SAH.

“Mari kita lihat profil terkait asli dan tidak aslinya Orang Sula itu dari mana. Sula tanpa Mangoli tidak akan bisa disebut Sulabesi dan Sula tanpa Taliabu juga tidak akan bisa disebut Hai Sua Barakat,” ucapnya.